Legislator: Peresmian Museum Surabaya Terkesan Dipaksakan
Sabtu, 2 Mei 2015 22:43 WIB
Surabaya (Antara Jatim) - Legislator menilai peresmian Museum Kota Surabaya di Gedung Siola untuk destinasi wisata yang rencananya digelar pada Minggu (3/5) terkesan dipaksakan karena tidak ada konsep dan perencanaan yang jelas.
Anggota Komisi D Bidang Kesra DPRD Kota Surabaya Reni Astuti, Sabtu, mengatakan secara substansi keberadaan Museum Kota Surabaya itu bagus.
"Namun saya coba, buka-buka dokumen perencanaan di KUA PPAS juga di perda APBD belum ketemu," katanya di Surabaya.
Menurut dia, sesuatu yang bagus jika direncanakan sejak awal dalam dokumen pemerintahan tentu akan lebih baik dan matang. "Semoga ini bukan program dadakan menjelang akhir jabatan Wali Kota Risma," ujarnya.
Hal sama juga dikatakan anggota Komisi C Bidang Pembangunan DPRD Surabaya Vinsensius Anggota. Ia mengatakan kehadiran Museum Kota menempati gedung bersejarah eks Siola itu adalah hal yang positif dan mendapatkan apresiasi.
"Namun kalau kehadirannya itu tergesa-gesa tanpa ada sebuah konsep menyatu antara museum kota dengan kawasan sepanjang Jalan Tunjungan secara keseluruhan maka akan sangat disesalkan karena tidak bisa menghidupkan kawasan Tunjungan," katanya.
Menurut dia, tidak bisa hanya pikirkan bagaimana menghadirkan museum kota di eks Gedung Siola, lalu kemudian hanya memindahkan barang-barang bersejarah tersebut dari balai kota atau satuan kerja perangkat daerah (SKPD) ke museum kota.
"Kalau itu terkonsep secara menyeluruh maka tidak hanya museum kota yang eksis saja namun kawasan sepanjang Jalan Tunjungan juga bisa ramai pengunjung. Berbagai usaha industri kreatif juga bisa eksis sepanjang Jalan Tunjungan," katanya.
Kawasan "Mlaku-mlaku nang Tunjungan" (Jalan-jalan ke Tunjungan) bisa menjadi salah satu ikon wisata atau landmark kota Surabaya yang paling menyedot perhatian dan ramai dikunjungi pengunjung.
"Jika tidak terkonsep dengan baik, maka museum kota hanya berfungsi sebagai pajangan saja dan museum kota hanya sebagai kado istimewa bagi warga kota Surabaya namun sarat dengan persoalan baru dikemudian hari," katanya.
Ia memperkirakan museum itu sepi pengunjung karena tidak ada lahan parkir tersedia dengan baik, bangunan bangunan cagar budaya disekitarnya tidak beroperasi sebagaimana mestinya sebagai area suport bagi keberadaan museum kota.
"Jika hanya museum kota dan tidak berupaya menghidupkan aktivitas lainnya maka dikuatirkan museum kota akan sepi pengunjung," katanya.
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini sebelumnya mengatakan Museum Surabaya akan menjadi destinasi wisata baru. Menurutnya, Di gedung Siola, selain Museum, pihaknya akan mengisi beberapa ruangan dengan pusat jajan khas Surabaya, pameran lukisan, sentra UKM, hingga kantor SKPD.
Beberapa SKPD yang kantornya dipindah ke gedung bersejarah itu, yaitu Dinas kebudayaan dan Pariwisata, Dinas Tanah dan Bangunan serta Dispendukcapil.
"BKPM, Dinas Tanah dan Bangunan serta Dispenduk capil kita pindah ke sini supaya pelayanan ke masyarakat dekat, pelayanannya mulai pukul. 09.00 WIB pagi sampai Pukul 21.00 WIB," katanya.
Berkaitan dengan pertunjukan kesenian, wali kota mengungkapkan, pihaknya telah berkoordinasi dengan beberapa seniman. "Di sini nanti ada pertunjukan musik keroncong, Jazz, Tari, drama tinggal mengatur jadwalnya saja," katanya.
Risma mengatakan berbeda dengan Museum Tugu Pahlawan dan House of Sampoerna, Museum Surabaya menampilkan sejarah khusus kota Surabaya.
"Banyak turis yang nanya museum, adanya Museum tugu Pahlawan dan House of Sampoerna. Tapi yang menceritakan Surabaya sendiri belum ada," katanya. (*)