Pemkot Malang Gandeng Unmer Sukseskan Program "100-0-100"
Kamis, 5 Maret 2015 17:41 WIB
Malang (Antara Jatim) - Pemerintah Kota Malang, Jawa Timur, menggandeng Universitas Merdeka (Unmer) setempat untuk menyikseskan program \"100-0-100\", artinya 100 persen warga terlayani sarana air bersih, \"zero\" (nol) kawasan kumuh dan 100 persen masyarakat terlayani sanitasi.
Penandatanganan kerja sama dalam menyukseskan program 100-0-100 itu ditandatangani oleh Wali Kota Malang, Moch Anton dan Rektor Unmer Malang Prof Anwar Sanusi di gedung PPI Unmer, Malang, Kamis.
\"Unmer merupakan contoh pertama kampus yang bekerja sama dengan pemkot dalam upaya mengentaskan kawasan kumuh di Kota Malang. Program pengentasan kawasan kumuh ini memang sebuah misi pemkot pada tahun ini, apalagi Kota Malang ditunjuk sebagai kota proyek percontohan oleh Pemerintah Pusat,\" ujar Anton.
Menurut politisi PKB itu, Pemkot Malang tidak saja bekerja sama dengan Unmer, tetapi juga bakal menggandeng universitas lain, seperti Universitas Brawijaya serta kampus lainnya guna menyukseskan program 100-0-100 yang diluncurkan pada awal tahun lalu.
Lebih lanjut, Anton mengatakan selama ini Pemkot Malang melihat, kampus yang memiliki tri bina cita mempunyai tugas untuk mengabdi kepada masyarakat dan salah satu yang bisa dilakukannya adalah bekerja sama dengan pemerintah untuk menyukseskan program kerakyatan dan sosial.
\"Target kami untuk membedah rumah kumuh agar layak huni ini tak terbatas, tidak hanya menggunakan dana bantuan pemerintah pusat saja, kami juga gunakan dana bantuan \'CSR\' perusahaan. Tahun 2019, Kota Malang harus sudah bebas dari kawasan kumuh dan seluruh warga memiliki sanitasi yang sehat serta sarana air bersih,\" tegasnya.
Areal wilayah kumuh di Kota Malang, katanya, saat ini mencapai 608 hektare dan setiap hektarenya dihuni oleh sekitar 50 kepala keluarga. Kriteria kawasan kumuh itu, di antaranya adalah rumah-rumah yang ada di bantaran sungai, bangunannya terbuat dari triplek atau anyaman bambu (gedek), berlantaui tanah serta kondisi sanitasi yang buruk.
\"Jumlah rumah dan kawasan kumuh ini sangat besar karena arus urbanisasi ke kota ini juga sangat besar. Oleh karena itu, kami menggandeng akademisi untuk menyukaseskan progran 100-0-100 ini, apalagi target penuntasannya pada tahun 2019,\" ujarnya.(*)