Mojokerto (Antara Jatim) - Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Pemprov Jatim) menyiapkan investasi senilai Rp200 miliar untuk merealisasikan Bank Tani di wilayah tersebut, guna menghindarkan para petani dari sistem ijon. "Konsep Bank Tani ini sudah kami siapkan dua tahun lalu. Bahkan lebih dulu dibandingkan program Presiden Joko Widodo," kata Asisten II Bidang Ekonomi Pembangunan Hadi Prasetyo pada Panen Raya Jagung dan Peresmian Kemitraan Publik Swasta PISAgro di Mojokerto, Selasa. Saat ini, ungkap dia, konsep tersebut akan disahkan menjadi peraturan daerah. Langkah selanjutnya Pempriv Jatim akan bekerja sama dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bank Indonesia (BI). "Untuk mengoptimalkan pendirian Bank Tani, kami telah melakukan survei operasional Bank Tani di Swiss sesuai info yang berkembang. Namun ketika di Swiss, bank yang dimaksud tidak ada," ujarnya. Penyebabnya, jelas dia, dikarenakan yang beroperasional di Swiss adalah Bank Pembangunan Daerah (BPD) dan bergerak di sektor pertanian. Bank dengan label pemerintah tersebut memberikan kemudahan permodalan bagi petani terutama dari sisi kredit. "Penanganan kredit bagi petani itu sesuai dengan misi Pemprov Jatim untuk mendekatkan akses perbankan. Untuk itu, akhirnya kami belajar dari BPD di Swiss dan berkomitmen dikembangkan di sini," katanya. Untuk menerapkannya di Jatim, tambah dia, pada saat ini Pemprov Jatim sedang mendalami konsep yang akan dijalankan. Misalnya pada masa awal dijadikan divisi baru di Bank UMKM berupa divisi Bank Tani. "Selain itu bisa saja Bank Tani ini akan kami gabung dengan Bank Jatim atau dapat didirikan bank baru. Masing-masing konsep kami matangkan dulu sehingga hasil terbaiknya untuk petani," katanya.(*)
Jatim Investasi Rp200 Miliar untuk Bank Tani
Selasa, 4 November 2014 14:48 WIB