Rismaharini Resmikan Patung Suro Boyo di Korsel
Selasa, 1 Juli 2014 19:40 WIB
Surabaya (Antara Jatim) - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini meresmikan patung "Suro" (ikan hiu) dan "Boyo" (buaya) atau dikenal sebagai lambang Kota Surabaya di taman kota yang terletak di kawasan BIC (Busan Indonesian Center), Kota Busan, Korea Selatan, Selasa.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Surabaya Wiwiek Widayati mengatakan peresmian patung yang menandai 20 tahun kerja sama "sister city" kedua kota tersebut dilakukan oleh Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini dan Wali Kota Busan Hur Nam Sik.
"Monumen suro dan boyo yang kini dipajang di Busan merupakan karya seniman lokal Kota Pahlawan bernama Agung Tato," katanya.
Patung tersebut berbahan perunggu dengan dimensi tinggi 2,6 meter serta diameter lingkaran patung 0,75 meter. Rangkaian vertikal patung itu diletakkan di atas tatakan bundar berdiameter 3 meter.
"Seluruh proses pengerjaan patung itu dilakukan di Surabaya. Setelah jadi baru dikirim ke Busan," ujarnya.
Sementara itu, Kabag Kerjasama Pemkot Surrabaya Ifron Hady Susanto menerangkan bahwa sejak hubungan kerja sama terjalin pada 1994, telah banyak manfaat yang dirasakan. Selama ini, kerjasama terealisasi di berbagai bidang di antaranya budaya, pendidikan, ekonomi hingga fesyen.
"Baik Surabaya dan Busan sama-sama aktif mengirim delegasi seniman secara rutin. Busan tiap tahun selalu mengikuti Cross Culture Festival (CCF) yang diselenggarakan Pemkot Surabaya. Begitu pula Surabaya yang mengirim seniman untuk mengikuti event serupa di Korsel bertajuk Global Gathering," tuturnya.
Di samping itu, untuk sektor pendidikan, Pemkot Surabaya mulai rajin mengirimkan tenaga guru guna belajar di Busan. Tahun lalu, pemkot menugaskan 40 guru dan kepala sekolah untuk studi banding di sekolah-sekolah.
Tahun ini, rencananya 70 tenaga pengajar diberangkatkan dengan misi yang sama. Harapannya, akan ada transfer ilmu sehingga berdampak pada peningkatan kualitas pendidikan di Surabaya.
Selain sektor formal, kata dia, kerja sama juga mulai merambah bidang fesyen kreatif. Beberapa waktu lalu, rombongan delegasi fesyen asal Busan berkunjung ke Surabaya. Mereka tertarik mengkolaborasikan desain batik khas Surabaya dengan mode terkini di Korea.
Setelah ini pemkot membidik peningkatan kerja sama sektor ekonomi dan investasi. Hal itu jika merujuk pada data sedikitnya ada 1.200 pebisnis asal Negeri Ginseng yang sekarang berada di Jawa Timur.
"Kesempatan ekonomi dan investasi ini harus dimanfaatkan oleh warga Surabaya. Paling tidak harus ada nilai plus yang dipetik, apalagi mengingat bisnis IT Korea kini tengah mendominasi. Harapannya tentu warga Surabaya bisa belajar banyak dan mengaplikasikannya ke dalam bisnis kewirausahaan masing-masing sehingga mampu bersaing," katanya. (*) (Foto: twitter)