Terinspirasi Gus Dur, Seorang Peserta Difabel Ikut SBMPTN
Selasa, 17 Juni 2014 14:42 WIB
Jember (Antara Jatim) - Teguh Kasiyanto, seorang peserta difabel atau berkebutuhan khusus mengikuti ujian tulis dalam seleksi bersama masuk perguruan tinggi negeri (SBMPTN) 2014 Universitas Jember (Unej) karena terinsipirasi dengan almarhum Abdurrahman Wahid (Gus Dur).
"Saya optimistis bisa mengerjakan soal ujian SBMPTN dengan lancar, meskipun memiliki kemampuan rendah dalam membaca karena harus membaca soal dengan jarak yang sangat dekat," tuturnya kepada sejumlah wartawan di Jember, Selasa.
Sebanyak 10.772 peserta yang terbagi dalam tiga kelompok yakni kelompok Sains dan Teknologi (Saintek), Sosial Humaniora (Soshum), dan Campuran mengikuti ujian tulis SBMPTN di Unej.
Siswa Madrasah Aliyah Al-Qodiri di Kecamatan Gumukmas tersebut cukup bersemangat mengikuti ujian tulis SBMPTN Unej karena terinspirasi dari almarhum Abdurrahman Wahid (Gus Dur), sehingga ia siap bersaing dengan peserta normal lainnya untuk mendapatkan pendidikan di jenjang Perguruan Tinggi Negeri (PTN).
"Saya memilih tiga jurusan di kelompok Soshum yakni pilihan pertama Sosiologi FISIP Unej, kedua Psikologi di Universitas Brawijaya, dan pilihan ketiga Bimbingan Konseling di Universitas Brawijaya juga," katanya.
Ia optimistis bisa mengerjakan soal karena sudah mempersiapkannya selama sebulan dengan mengikuti bimbingan belajar yang berada di dekat rumah,
Teguh juga menolak bantuan pengawas yang membacakan soal dan memilih membaca sendiri seluruh soal SBMPTN, namun pengawas membantu peserta difabel tersebut untuk mengarsir lembar jawaban komputer sesuai dengan jawaban yang disampaikan peserta berkebutuhan khusus "low fision" tersebut.
Kepala Humas dan Protokol Unej Agung Purwanto mengatakan hanya satu peserta difabel yang merupakan peserta dari kelompok Sosial Humaniora (Soshum) mengikuti ujian tulis di Unej.
"Awalnya ada dua peserta difabel yang mendaftar di Unej, namun satu peserta ternyata tidak cacat dan dia hanya salah mengisi kategori berkebutuhan khusus saat mendaftar secara 'online', sehingga hanya satu peserta difabel yang kini mengikuti ujian tulis," tuturnya.(*)