Menristek: Perhatikan PUI dan Peneliti
Jumat, 13 Juni 2014 16:49 WIB
Surabaya (Antara Jatim) - Menristek Gusti Muhammad Hatta meminta penggantinya dalam pemerintahan baru yang akan datang untuk memperhatian Pusat Unggulan Iptek (PUI) se-Indonesia yang saat ini berjumlah 16 lembaga dan para peneliti di Badan Litbang Daerah.
"PUI dan peneliti itu penting untuk diperhatikan, karena PUI dan para peneliti berjasa meningkatkan keunggulan akademik (academic excellent), nilai tambah (economic benefit), dan kesejahteraan masyarakat (social impact)," katanya di Surabaya, Jumat.
Saat membuka workshop PUI se-Indonesia di Lembaga Litbang Penyakit Tropis (LPT/ITD) Unair yang dihadiri Menteri Sosial Timor Leste Dr Isabel Amaral Guteres, ia menjelaskan pihaknya baru meresmikan lima dari 16 "calon" PUI, termasuk LPT Unair.
"Dampaknya pun sudah nyata, LPT Unair sekarang semakin sering dilirik lembaga dan industri dari dalam dan luar negeri untuk diajak bersinergi dan berkoordinasi, sehingga banyak obat-obatan untuk masyarakat yang sekarang dihasilkan di dalam negeri," katanya.
Oleh karena itu, dirinya menggagas pertemuan rutin antar-PUI secara bergilir dan pertemuan PUI se-Indonesia di LPT Unair merupakan pertemuan ketiga setelah Jember (Puslit Kakao) dan Medan.
"Saya senang, pertemuan ketiga sudah semakin banyak industri yang ikut, sehingga akan semakin banyak penelitian yang berpeluang untuk diproduksi secara massal, sehingga hasilnya akan semakin banyak dirasakan masyarakat," katanya.
Namun, menurut dia, upaya mewujudkan kerja sama antara PUI dengan industri itu tidak mudah. Buktinya, 105 inovasi dari hasil penelitian yang sudah diterbitkan Kemristek dalam bentuk buku itu hanya 10 persen yang sudah diaplikasikan untuk masyarakat.
"Hal itu terjadi, karena kalangan industri biasanya berpikir ekonomis, sedangkan peneliti hanya tahu soal penelitian, karena itu perlu ada 'jembatan' untuk menyosialisasikan karya peneliti kepada industri," katanya. (*)