Panglima Militer Thailand Janji Perketat Keamanan setelah Tewasnya Pemimpin Protes
Senin, 27 Januari 2014 15:10 WIB
Bangkok(Antara/Xinhua-0ANA) - Panglima militer Thailand Jenderal Prayuth Chan-ocha pada Senin berjanji untuk bekerja erat dengan Pusat Pengelola Perdamaian dan Ketertiban (CMPO) yang dikelola pemerintah untuk lebih memperkuat keamanan setelah kematian seorang pemimpin inti protes pada Minggu.
Juru bicara Angkatan Bersenjata Winthai Suwari mengatakan Senin pagi bahwa tentara menyatakan keprihatinan atas bentrokan antara para demonstran dan pendukung pro-pemerintah selama pemungutan suara awal pada Ahad, yang menyebabkan kematian Suthin Tharathin, seorang pemimpin inti protes, dan mencederai 13 orang lainnya.
Winthai mengatakanm, tentara akan meminta CMPO untuk memperketat keamanan di daerah-daerah rawan kekerasan.
Suthin, pemimpin Tentara Rakyat untuk Menggulingkan Rezim Thaksin, ditembak kepalanya di luar tempat pemungutan suara (TPS) di kompleks Kuil Wat Sri-iam di ibu kota Bangkok pada Minggu.
Menurut Pusat Pelayanan Medis Darurat Erawan, Pemerintah Metropolitan Bangkok, bentrokan antara para pendukung pro-pemerintah dan pengunjuk rasa sejak 30 November 2013 telah menewaskan sedikitnya sepuluh orang tewas dan 571 lainnya terluka.
Menurut laporan-laporan sebelumnya, Suthin Tharathin ditembak mati di daerah Bang Na di ibu kota, Bangkok.
Surat kabar "Bangkok Post" mengatakan Suthin ditembak dalam bentrokan dengan pendukung pemerintah saat memimpin unjukrasa di TPS, yang didirikan di daerah itu untuk pemungutan suara awal, yang berlangsung secara nasional pada Minggu untuk pemilihan umum pada 2 Februari.
Pengunjukrasa mengganggu pemungutan suara awal di ibu kota dan beberapa provinsi selatan dengan memblokir TPS sejak fajar.
Pemungutan suara awal di setidaknya 16 daerah pemilihan di ibu kota telah dibatalkan karena gangguan oleh para demonstran anti-pemerintah, kata laporan surat kabar Nation Minggu.(*)