Pelatihan Militer di Jalur Gaza Picu Kekhawatiran
Rabu, 27 Maret 2013 7:12 WIB
Kota Gaza (Antara/Xinhua-OANA) - Satu lokasi arkeologi yang terkenal di bagian utara Jalur Gaza telah berubah menjadi kompleks pelatihan buat kelompok gerilyawan, sehingga memicu kecaman dari ahli arkeologi dan pegiat.
Tempat itu, yang terkenal dengan nama Blakhiyeh, dulu biasa digunakan oleh warga Canaan sebagai pelabuhan komersial untuk menghubungkan Palestina dengan belahan lain dunia kuno. Lokasi tersebut, yang dihuni dai 800 SM sampai 1100 M, telah menyaksikan serangkaian kebudayaan, dan diduga telah menimbun banyak harga.
Akibat kekurangan dana, lokasi tersebut saat ini ditutup sampai pemberitahuan lebih lanjut.
Lima tahun lalu, sayap bersenjata HAMAS, Brigade Al-Qassam, mendirikan kompleks pelatihan militer di dekat lokasi kuno itu, demikian laporan Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Rabu pagi. Ketika rakyat Palestina di Jalur Gaza menghadapi konflik sengit dengan Israel pada 2009, dan sekali lagi pada 2012, lokasi arkeologi tersebut dihantam rudal udara-ke-darat dan mengalami banyak kerusakan.
Sekarang, para ahli arkeologi dan pegiat --yang menyaksikan gerilyawan Palestina menggunakan lokasi Blakhiyeh untuk pelatihan militer dan paramiliter-- bahkan makin khawatir warisan budaya itu akan hancur.
"Menggunakan lokasi tersebut buat pelatihan militer dan mendatangkan buldozer untuk meratakan lokasi itu bisa menimbulkan kerusakan parah pada mosaik ... . Menggunakan tempat tersebut untuk pelatihan tak pernah bisa dibenarkan. Kita perlu campur-tangan segera," kata Mustafa Ibrahi, pegiat yang berpusat di Jalur Gaza, kepada Xinhua.
Ibrahim menyatakan apa yang telah terjadi pada lokasi Blakhiyeh "merupakan pelanggar nyata terhadap sejarah dan peradaban rakyat Palestina".
Faddel el-O'tol, penjabat wakil delgasi Prancis bagi arkeologi di Jalur Gaza, memberitahu Xinhua eksploasi Daerah Blakhiyeh dimulai pada 1994. (*)