REI Optimistis Bangun 20.000 Unit Rumah Sederhana
Jumat, 22 Februari 2013 15:12 WIB
Surabaya - Persatuan Perusahaan Realestat Indonesia Dewan Pengurus Daerah Jawa Timur (DPD REIĀ Jatim) optimistis membangun 20.000 unit rumah sederhana tapak (RST) di Jatim karena kian besarnya pertumbuhan masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).
"Sesuai data Badan Pusat Statistik (BPS), saat ini pertumbuhan MBR kian signifikan atau mencapai 60 juta orang per tahun," kata Ketua DPD REI Jatim, Erlangga Satriagung, ditemui dalam Kegiatan "Blue Print" Industri Realestat Indonesia dan Property Outlook 2013, di Surabaya, Jumat.
Keyakinan tersebut, jelas dia, dipicu oleh pembangunan RST di Jatim mencapai 15.128 unit selama tahun 2012. Realisasi pembangunan itu mampu diwujudkan melalui dukungan 643 anggota REI Jatim.
"Mengenai konsep cetak biru, hal tersebut adalah pemikiran dari pengembang properti yang bergabung di REI Jatim guna mengarah kepada pembangunan realestat di pasar Indonesia," ujarnya.
Tujuan diwujudkannya konsep cetak biru itu, ungkap dia, untuk menjawab tantangan dan memanfaatkan kian prospeknya industri realestat di Indonesia.
"Dengan diterapkannya cetak biru Realestat Indonesia, kami yakin dapat mengurangi jumlah kekurangan rumah di Jatim yang secara akumulasi mencapai 538.000 unit sampai Desember 2012," katanya.
Pada kesempatan sama, Wakil Ketua Umum Kadin Jatim, Dedy Soehajadi, menambahkan, properti adalah lokomotif perekonomian nasional karena sektor yang mengikutinya sangat banyak.
"Untuk itu, kami siap mendukung REI Jatim untuk realisasi tim percepatan pembangunan RST di tingkat kabupaten maupun kota di provinsi ini. Khususnya, properti yang sangat dibutuhkan oleh MBR," katanya.
Menyikapi hal tersebut, Gubernur Jatim, Soekarwo, meminta, seluruh pengembang di Jatim agar mereka tidak ragu saat membangun rumah bagi masyarakat perumahan.
"Pembangunan rumah di Jatim pasti laku mengingat peningkatan pertumbuhan ekonomi tahun 2012 berdasarkan harga konstan mencapai 7,27 persen dibandingkan tahun 7,22 persen selama tahun 2011," katanya.
Di sisi lain, lanjut dia, faktor pemicu semakin banyaknya peminat rumah di Jatim karena listrik di provinsi ini surplus hingga 4.200 Mega Watt (MW) sedangkan konsumsi listrik hanya sekitar 4.350 MW.
"Kondisi ekonomi Jatim kondusif untuk pembangunan rumah. Apalagi, di Jatim tidak ada buruh yang demo secara anarkis menyusul UMK 2013 bisa ditetapkan dengan rasional menjadi Rp1.570.000 per tenaga kerja dibandingkan tahun lalu Rp1.270.000 per orang," katanya.(*)