Pangkalpinang - Kapal nelayan tradisional Kota Pangkalpinang, Provinsi Bangka Belitung, belum memiliki alat keselamatan di atas kapal sebagai alat keselamatan dini kecelakaan di laut. "Selama ini, nelayan hanya menggunakan jerigen kosong sebagai alat keselamatan, apabila terjadi kecelakaan di laut," ujar Ketua DPC Himpunan Nelayan Seluruh Indinesia (HNSI) Pangkalpinang Dedi di Pangkalpinang, Rabu. Ia menjelaskan, jumlah kapal nelayan tradisional di Kota Pangkalpinang sebanyak 300 unit kapal tersebar di Kelurahan Ketapang, Jalan Trem, Air Itam dan Sementara itu, jumlah nelayan yang tersebar di empat kelurahan tersebut sebanyak 900 orang nelayan. "Peralatan keselamatan di atas perahu merupakan hal yang penting, apa lagi saat cuaca di perairan tidak menentu kapal yang rawan kecelakaan," ujarnya. Ia mengatakan, rata-rata kapasitas kapal nelayan hanya dua hingga empat gronsston, sehingga rawan kecelakaan di laut. Misalnya, kata dia, kecelakaan di laut pada Selasa (19/2) pagi di sekitar daerah Timur Pulau Tiga, dua orang nelayan Kota Pangkalpinang Yono (40) dan Muji (21) hilang dihantam gelombang tinggi, kedua nelayan tersebut hilang diseret arus gelombang karena tidak memiliki alat keselamatan yang memadai. "Sudah banyak kejadian, nelayan yang tewas di laut karena tidak memiliki alat keselamatan yang memadai," ujarnya. Menurut dia, selama ini, pengetahuan nelayan untuk mengantisipasi kecelakaan masih rendah misalnya, tentang cara-cara untuk menyelamatkan diri dan bagaimana caranya kalau tiba-tida ada musibah. "Sampai saat ini, pembinaan dan pelatihan dari instansi terkait belum ada, sehingga upaya penyelamatan yang dilakukan nelayan selama ini hanya berdasarkan insting alami, misalnya berenang dan lainnya," ujarnya. (*)
Kapal Nelayan Pangkalpinang Belum Miliki Alat Keselamatan
Rabu, 20 Februari 2013 11:09 WIB