Pencarian Sembilan Nelayan Hilang Andalkan Penyelam Tradisional
Senin, 21 Januari 2013 15:16 WIB
Situbondo - Proses pencarian sembilan nelayan asal Kabupaten Situbondo, Jatim, yang hilang di Selat Madura mengandalkan seorang penyelam tradisional asal Sulawesi untuk masuk ke kedalaman air sekitar 84 meter.
"Untuk penyelam yang lain sebanyak delapan orang, hanya mampu menyelam di kedalaman 40 meter. Ini masih dilakukan penyelaman tahap kedua," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Situbondo Zainul Arifin kepada ANTARA, Senin.
Ia mengemukakan bahwa proses pencarian dengan memanfaatkan personel penyelam hingga sekitar pukul 15.00 WIB belum membuahkan hasil apa-apa. Meskipun sudah sore, pihaknya belum bisa memastikan apakah tim yang berjumlah 70 orang itu akan mengkakhiri pencarian.
"Saya belum tahu jam berapa mereka akan kembali ke darat atau mengakhiri pencarian. Sebetulnya untuk cuaca tidak ada masalah dalam pencarian ini, tapi belum membuahkan hasil," katanya.
Sebanyak 70 personel gabungan dari BPBD Situbondo, Basarnas dan Polair Pasir Putih sejak Senin pagi diterjunkan untuk mancari kesembilan nelayan tersebut. Tim itu menggunakan empat perahu nelayan setempat. Selain itu Basarnas mengirimkan kapal cepat RB-204 dari Surabaya untuk membantu pencarian.
Sembilan nelayan yang merupakan bagian dari 27 nelayan asal Desa Kilensari, Kecamatan Panarukan, Situbondo, hilang di Selat Madura, Sabtu (19/1) malam sekitar pukul 20.00 WIB saat dua perahu yang mereka gunakan untuk menjaring ikan pecah dan tenggelam. Kedua perahu itu tenggelam setelah terkena hantaman angin puting beliung dan pecah.
Sebanyak 18 nelayan berhasil menyelamatkan diri dan telah dievakuasi ke daratan, namun sembilan lainnya belum diketahui nasibnya. Ke-18 nelayan itu sebagian diselamatkan oleh perahu nelayan lainnya yang kemudian dibantu petugas BPBD untuk dibawa ke darat. (*)