80 Persen Petugas "Jumantik" Madiun Tidak Aktif
Senin, 3 Desember 2012 14:33 WIB
Madiun - Dinas Kesehatan Kabupaten Madiun, Jawa Timur, mencatat sebanyak 80 persen petugas juru pemantau jentik (jumantik) di wilayah setempat tergolong tidak aktif.
"Ketidakaktifan tersebut disebabkan karena banyaknya kader yang telah mendapatkan pekerjaan baru, sehingga harus pindah ke luar kota," ujar Kepala Bidang Pemberantasan Penyakit dan Upaya Kesehatan (P2UK) Dinas Kesehatan Kabupaten Madiun Soelistyo Widyantono, Senin.
Selain itu juga banyak kader yang sudah mendapatkan pekerjaan lain di wilayah Madiun sendiri dan terpaksa meninggalkan tugasnya sebagai petugas jumantik.
Hal ini karena petugas atau kader jumantik tersebut rata-rata para kaum muda ataupun petugas posyandu di tingkat desa-desa yang direkrut oleh petugas kantor desa, kelurahan, dan juga puskesmas untuk bekerja sesuai jadwal yang ditentukan.
Adapun, jumlah petugas jumantik di Kabupaten Madiun sama dengan jumlah posyandu di wilayah setempat. Sebab, setiap posyandu terdapat satu petugas jumantik. Adapun jumlah posyandu di seluruh wilayah Kabupaten Madiun mencapai 892 unit.
Soelis menjelaskan, petugas jumantik secara umum berfungsi sebagai stimulator masyarakat dalam upaya penanggulangan penyakit demam berdarah di suatu wilayah tertentu. Secara berkala petugas jumatik akan mendatangi rumah-rumah warga untuk mengecek keberadaan jentik nyamuk di sejumlah tempat air milik warga.
Jika ditemukan jentik, petugas akan mengingatkan warga untuk rajin melakukan pemberantasan sarang nyamuk. Di antaranya dengan cara 3M, yakni menguras, menutup, dan mengubur tempat penampungan air yang tidak perlu agar tidak menjadi media berkembangnya jentik.
"Hal yang terpenting adalah kesadaran dari masyarakat sendiri untuk bertanggung jawab menjaga kebersihan tempat tinggalnya masing-masing. Masyarakat tetap diimbau menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS) di lingkungan tempat tinggalnya dengan ada atau tidak adanya petugas jumantik," terang Soelis.
Data Dinas Kesehatan Kabupaten Madiun mencatat, selama Januari hingga November 2012 telah ditemukan sebanyak 124 kasus demam berdarah di wilayah setempat dengan tiga kasus di antaranya meninggal dunia.
Pihaknya juga telah mengirimkan surat kepada seluruh petugas puskesmas di wilayah setempat untuk memberikan sosialisasi kepada masyarakat agar lebih waspada dan menjaga kebersihan lingkungan, apalagi saat ini musim hujan sedang berlangsung.
Sementara, jumlah temuan kasus demam berdarah selama tahun 2011 di Kabupaten Madiun mencapai 105 kasus dengan satu kasus di antaranya meninggal dunia. (*)