Surabaya - Pengusaha hotel di Surabaya menyiasati kelangkaan stok daging sapi dengan memanfaatkan ketersediaan daging impor guna tetap memenuhi permintaan masyarakat perhotelan terhadap menu makanan berbahan komoditas tersebut.
"Bagi kami, kelangkaan daging yang terjadi sampai sekarang tidak terlalu berpengaruh signifikan. Apalagi, kami masih bisa membeli daging dari beberapa pemasok meskipun harganya lebih mahal," kata "Media Relation" Hotel Santika Jemursari, Radinia, ditemui di Surabaya, Jumat.
Menurut dia, secara umum pengaruh kelangkaan daging bagi pebisnis perhotelan juga tidak sampai menghapus aneka menu makanan berbahan baku daging yang disajikan kepada tamu selama ini. Hal itu karena pemakaian komoditas tersebut memang sedikit dari total koleksi kuliner yang disediakan.
"Meski bahan baku daging kini berkurang, sampai sekarang menu berbahan daging tetap disuguhkan kepada masyarakat perhotelan. Kebetulan kuliner dengan bahan daging hanya dikeluarkan di menu 'buffet' dan hanya disiapkan satu jenis masakan," ujarnya.
Sementara, jelas dia, menu lainnya meliputi aneka olahan ayam dan ikan sehingga beban biaya yang dikeluarkan untuk membeli komoditas itu tidak terlalu berat.
"Kecuali, ada permintaan menu 'ala carte' yang berbahan daging maka kami baru mengolahnya secara khusus dan jumlahnya sedikit," katanya.
Mengenai menu berbahan daging yang disajikan, kata dia, per November 2012 pihaknya justru mengenalkan satu menu baru dan bahan utamanya memakai daging yakni "Beef Fajitas".
"Walau harga masakan yang disuguhkan hingga akhir tahun 2012 itu sedikit mahal atau Rp90.000, untuk setiap porsi makanan tersebut bisa dikonsumsi dua orang," katanya.
Menyikapi permasalahan serupa, Wakil Ketua I Perhimpunan Hotel Restoran Indonesia (PHRI) Jatim, M Soleh, membenarkan, kini pengusaha hotel di Jatim khususnya di Surabaya telah menyiapkan strategi untuk mengantisipasi kelangkaan stok daging.
"Hal tersebut agar pelayanan kepada masyarakat perhotelan tetap sama seperti kondisi normal. Apalagi, masalah kelangkaan daging masih bisa disiasati," katanya.
Salah satunya, lanjut dia, pebisnis perhotelan mulai sedikit menghidangkan menu berbahan daging per bulan November 2012. Kalaupun ada permintaan untuk menu itu maka ukurannya saja yang diminimalkan.
"Kami harap pemerintah bisa secepatnya mengantisipasi masalah kelangkaan daging ini mengingat pendapatan perhotelan terhadap Produk Domestik Regional Bruto Jatim bisa menyumbang antara 8-10 persen persen," katanya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012