Menghilangkan penat setelah berjibaku dengan pekerjaan sehari-hari, tidak perlu biaya mahal. Hanya berbekal uang puluhan ribu Rupiah saja sudah bisa menikmati keindahan dan pesona alam yang ditawarkan di kawasan Bendungan Sutami atau yang selama ini dikenal dengan Karangkates. Menikmati keindahan Karangkates tidak harus masuk dalam area wisata yang berlokasi diperbatasan Kabupaten Malang-Blitar itu. Cukup duduk-duduk memandang hamparan luasnya bendungan sambil menikmati semilir angin sepoi yang berembus dari berbagai penjuru. Kalau ingin jalan-jalan di tengah bendungan, pengunjung hanya tinggal menyewa perahu diesel yang dikemudikan pemiliknya dengan biaya yang tidak terlalu mahal, hanya Rp5.000 per orang atau disewa penuh bersama rombongan. Memang wisata "murah" ini masih belum banyak dikenal masyarakat luas, apalagi dari berbagai daerah karena selain lokasinya yang cukup jauh dari keramaian, juga tertutup hutan milik Perum Jasa Tirta I yang mengelilingi bendungan. Untuk masuk lokasi ini memang tidak melewati pintu masuk yang dikenakan retribusi atau lewat Sumberpucung. Tapi, lewat jalan kampung yang juga tidak terlalu sulit untuk menuju lokasi yang berada di Dusun Dempok, Kecamatan Pagak, Kabupaten Malang tersebut. Hanya saja, kendaraan besar seperti bus tidak bisa masuk karena lebar jalan tidak lebih dari 2,5 meter, berkelok dan harus menembus rimbunnya hutan Jasa Tirta I. Lokasinya memang tidak istimewa atau sebagus lokasi-lokasi wisata lainnya. Namun, lokasi ini sering menjadi "jujugan" bagi instansi-instansi yang ingin "refreshing" dengan biaya murah meriah. Sebab, tidak hanya pemandangan alam yang mempesona dan semilir angin yang meninabobokan, tapi suguhan ikan mujair atau wader goreng yang diambil dari bendungan inilah yang menjadi daya tarik utamanya. Warga mengenal lokasi ini sebagai Bendungan Sengguruh, meski sebenarnya masih berada satu rentetan dengan Bendungan Sutami, hanya pintu masuknya yang berbeda. Bendungan Sengguruh menawarkan potensi pariwisata yang ekonomis. Pasar Ikan Dadakan Selain menawarkan pemandangan dan keasrian suasananya, keunggulan lain dari Bendungan Sengguruh ini adalah pasar ikan segar dadakan yang digelar nelayan setelah mengarungi bendungan tersebut. Tidak hanya mujair atau wader, tapi juga udang kali (sungai) dan ikan gabus yang masih segar, bahkan hidup). Hanya saja, para pengunjung harus pandai-pandai menawar karena ikan-ikan tersebut tidak dijual kiloan, tapi sedikit banyaknya yang ada di jaring. Jika pengunjung pandai menawar, ikan mujair atau nila segar berukuran sekitar 3-4 kilogram hanya seharga Rp30 ribu sampai Rp40 ribu saja. Kalau pengunjung ingin langsung menikmati suguhan ikan goreng di pinggir bendungan atau ramai-ramai di tengah hutan milik Perum Jasa Tirta I, pengunjung bisa minta tolong menggorengkan para pemilik warung yang berderet di lokasi itu karena mereka menawarkan jasa menggorengkan sekaligus menanak nasi dan siap lalapan sambal. Jadi, pengunjung hanya tinggal menikmati pemandangan saja atau jika ingin mengelilingi bendungan bisa menyewa perahu sambil menunggu ikan goreng lengkap dengan nasi dan sambal lalapannya siap. Bahkan, kalau masih sisa, bisa di bawa pulang. Jika pengunjung ingin membawa ikan masih dalam kondisi segar (mentah) bisa minta tolong di warung untuk membersihkannya. Upah membersihkan dan menggoreng ikan juga tidak mahal, bahkan ditambah nasi dan sambal lalapan untuk 10 orang, pengunjung paling mahal hanya membayar Rp50 ribu saja, itu pun sudah termasuk minuman. Sayangnya, di kawasan itu tidak ada penginapan jika pengunjung masih ingin bersantai menikmati semilir angin atau deburan air bendungan di malam hari, bahkan penerangan dari jaringan listrik pun juga masih "nyalur" dari kampung terdekat. Pada hari-hari kerja memang tidak banyak arus kunjungannya, namun pada hari libur sangat ramai. Jika suasana ramai, nelayan yang biasa menjual ikan akan "jual mahal" dengan dagangan ikannya. Setelah menikmati ikan mujair atau wader goreng lengkap dengan nasi dan sambal lalapan, pengunjung bisa meneruskan perjalanan ke arah Blitar melewati jalan tembus dari arah Kecamatan Sumberpucung. Di sepanjang jalan itu akan terhampar pemandangan yang luar biasa elok, perbukitan yang seolah bersap-sap dan ngarai yang kadang-kadang berkabut. Dari lokasi itu, pengunjung bisa langsung kembali pulang atau melanjutkan perjalanan ke Blitar.(*)

Pewarta:

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012