Madiun - Tim Laboratorium Forensik (Labfor) Mabes Polri melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) di rumah kontrakan terduga teroris Agus Anton Figian di Perumahan Puri Amarta, Jalan Cokrobasonto, Kelurahan Josenan, Kecamatan Taman, Kota Madiun, Minggu.
"Sesuai informasi, kegiatan tersebut dimulai sekitar pukul 08.00 WIB Minggu pagi. Anggota Polres Madiun Kota dan gabungan TNI setempat hanya bertugas untuk mengamankan lokasi," ujar Kapolres Madiun Kota AKBP Adi Deriyan Jayamarta, kepada wartawan.
Adi menambahkan, olah TKP kemungkinan besar juga dilakukan di rumah tempat tinggal Agus Anton bersama istrinya selama ini di Desa Sewulan, Kecamatan Dagangan, Kabupaten Madiun.
"Hanya saja, untuk olah TKP di Sewulan, saya tidak tahu kapan waktunya dan bagaimana teknisnya," terang AKBP Adi lebih lanjut.
Pantauan di lokasi, petugas mulai memasuki lokasi dan melakukan olah TKP yang telah steril dari warga sejak dilakukan penggerebekan pada Sabtu (27/10) siang. Aktivitas tersebut tentu saja menarik perhatian dan menjadi tontonan warga.
Di rumah kontrakan Agus di Perumahan Puri Amarta tersebut, petugas polisi sebelumnya telah menemukan alat peledak berupa enam detonator, tiga tabung elpiji ukuran tiga kilogram yang telah dirakit menjadi bom, dan buku panduan.
Dua tabung bom rakitan di antaranya telah diledakkan oleh tim Jihandak Brimob Polda Jatim. Sedangkan satunya dikirim ke Mabes Polri untuk diteliti lebih lanjut.
Terduga teroris Agus Anton Figian ditangkap tim Densus 88 Antiteror pada Jumat (26/10) malam di wilayah Madiun. Agus Anton diduga terlibat jaringan teroris baru yang juga ditangkap di sejumlah wilayah lain, di antaranya di Jakarta, Bogor, dan Solo.
Informasi dari kepolisian di lapangan, menyebutkan, selain Agus Anton Figian, tim Densus 88 Antiteror juga menangkap terduga teroris lainnya yang bernama Warso di Terminal Purbaya Kota Madiun pada Jumat (26/10) malam. Warso ditangkap sesaat setelah turun dari bus dari perjalanannya Jakarta menuju Madiun dengan transit di Solo.
Sementara, Istri Agus Anton Figian, Rahayu Ningsih, mengaku hingga kini belum ada pemberitahuan resmi tentang penangkapan suaminya dari pihak kepolisian. Ibu empat orang anak ini masih kehilangan kontak dengan suaminya.
"Saya tidak tahu, apakah yang ditangkap polisi itu suami saya atau bukan. Saya juga tidak yakin jika suami saya terlibat dengan jaringan teroris. Sampai kini saya belum dapat menghubungi Bapak (Agus Anton)," kata Rahayu Ningsih.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012