Malang - Universitas Brawijaya (UB) Malang masih trauma untuk mengucurkan kredit untuk biaya kuliah bagi mahasiswa miskin yang menempuh pendidikan di kampus setempat.
Rektor UB Prof Dr Yogi Sugito, Minggu mengakui pihaknya masih belum memikirkan skema apapun untuk membantu mahasiswa miskin, selain beasiswa Bidik Misi dan kemitraan dengan berbagai perusahaan.
"Sampai saat ini kami masih belum memikirkan skema pengucuran kredit bagi mahasiswa untuk biaya kuliah mereka. Sebab, dulu program itu pernah dilaksanakan, namun banyak yang macet, bahkan hingga lulus pun masih belum lunas dan ijazah mereka juga tidak diambil," tegasnya.
Hanya saja, lanjutnya, jika peminat kredit tersebut cukup besar atau mahasiswa yang mengajukan cukup banyak, maka pihaknya akan memikirkannya melalui skema kredit yang baru dan bekerja sama dengan perbankan.
Ia mengakui, prosedur dan proses pengucuran kredit bagi mahasiswa tersebut tidak gampang, meski ijazah mereka nanti sebagai jaminannya. Oleh kartena itu, hingga saat ini masih belum ada pemikiran untuk merealisasikan program yang disarankan oleh Kemendikbud belum lama ini.
Yogi mengemukakan, beasiswa yang dikucurkan bagi mahasiswa miskin dari hasil kerja sama dengan berbagai peruhasaan selama satu tahun rata-rata mencapai Rp27 miliar. "Beasiswa kemitraan ini diluar beasiswa Bidik Misi," tegasnya.
Ke depan, lanjutnya, pihaknya juga akan terus menggali potensi untuk memberikan beasiswa bagi mahasiswa miskin melalui berbagai jalur, sehingga kuota 20 persen mahasiswa miskin dari jumlah keseluruhan mahasiswa bisa terpenuhi.
"Kami akan upayakan untuk memenuhi kuota 20 persen mahasiswa miskin ini, namun kalau untuk mengucurkan kredit, rasanya kok belum bisa karena pengalaman masa lalu yang tidak mengenakkan. Waktu saya masih Dekan Pertanian, saya dikejar-kejar terus oleh bank, sedangkan mahasiswanya sudah lulus dan ijazahnya tidak diambil," tegasnya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012