Blitar - Sejumlah warga kesurupan saat mengikuti kegiatan ritual bersih desa yang dilaksanakan di Kecamatan Sukorejo, Kota Blitar, Jumat.
Nur Ali, salah seorang tokoh asal kelurahan itu mengaku tidak mengetahui dengan persis penyebab kesurupan yang menimpa warganya dan sempat panik serta berusaha meminta bantuan dari sesepuh kelurahan untuk menyadarkan mereka.
"Mungkin mereka terlalu menghayati acara ini, jadi sampai tidak sadar dengan kondisi tubuh dan jiwa mereka," katanya menanggapi kesurupan massal itu.
Ia mengemukakan, kesurupan itu selalu saja ada yang menimpa warganya. Tahun lalu, saat acara yang sama, sejumlah warga juga mengalami kesurupan saat acara sedang berlangsung.
Kegiatan itu, kata dia, juga tidak mungkin untuk dihentikan. Kegiatan bersih desa itu adalah ritual yang diselenggarakan setiap tahun dan sudah menjadi bagian dari tradisi di kelurahan ini.
Acara bersih desa itu dipusatkan di makam sesepuh di kelurahan itu, yaitu Adipati Aryo. Pemimpin pertama di Kabupaten Blitar ini memang dituakan dan warga sering ziarah di tempat ini.
Sejumlah warga membawa berbagai macam keperluan untuk bersih desa, yaitu makanan yang lengkap dengan lauknya. Pemimpin adat setempat juga mengumandangkan doa-doa saat warga sudah berkumpul.
Namun, saat acara sedang berlangsung tiba-tiba terjadi keributan. Ada warga yang menangis, merangkak, bahkan ada yang mengamuk, sehingga teman-temannya terpaksa memegangi tubuhnya sampai ia tenang.
Sesepuh desa yang mengetahui itu langsung berusaha untuk membantu untuk menyadarkan mereka dengan diberi doa-doa. Sejumlah warga baik dari orang dewasa maupun anak-anak yang di tempat itu berhasil disadarkan, tapi ada juga yang sulit, sehingga mereka harus lebih intensif untuk disembuhkan.
Pihaknya juga menyebutkan, acara ini selain sebagai ritual yang tiap tahun dilakukan juga sebagai doa. Saat ini, kemarau cukup panjang dan masyarakat pun banyak yang kesulitan untuk mendapatkan air. Diharapkan, dengan acara doa bersama lewat bersih desa ini, hujan segera turun.
Sejumlah warga yang datang di acara itu mengaku sempat panik saat warga ada yang kesurupan. Namun, setelah disembuhkan, mereka tidak takut lagi, dan mengikuti acara sampai berakhir.
"Kami melihat mereka. Sempat panik, tapi kami mengikuti acara ini dengan khidmat," kata Sri Utami. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012