Kediri - Sejumlah pengusaha jasa penukaran uang meraup untung yang cukup tinggi saat musim haji, dengan menukarkan mata uang Rupiah ke Riyal yang merupakan mata uang resmi Arab Saudi. Arfaqi Budiarjo, salah seorang pengelola jasa penukaran uang di Kediri, Selasa mengemukakan permintaan penukaran uang saat ini sudah mengalami kenaikan. Bahkan, dalam sehari, nilai transaksi jasa penukaran uang yang dikelolanya mencapai Rp100 juta. "Para jamaah banyak yang menukarkan uang jauh-jauh sebelum berangkat haji. Biasanya, mereka untuk persiapan, sebab jika sudah mendekati pemberangkatan semakin mahal," katanya saat ditemui dalam acara pelepasan jamaah haji asal Kabupaten Kediri, di Gedung Bagawanta Bhari Kabupaten Kediri. Menurut dia, keperluan untuk penukaran uang saat musim haji biasanya cukup tinggi. Pada tahun lalu, omzetnya bisa mencapai Rp25 miliar, dan itu bisa terpenuhi. Untuk musim haji ini, ia juga sudah menyediakan stok yang mencukupi, sehingga berapapun keperluannya ia bisa menyedikan. Ia juga mengatakan, para jamaah biasanya tidak ingin direpotkan dengan masalah penukaran uang saat di Tanah Suci. Selain kurs yang lebih mahal, mereka juga khawatir akan kehilangan waktu untuk beribadah. Biasanya, antrean di Tanah Suci cukup panjang, sampai puluhan meter hanya untuk antre penukaran uang, sehingga dikhawatirkan para jamaah kehilangan waktu untuk beribadah. Pihaknya juga mengaku sudah menyiapkan uang dalam bentuk mata uang Riyal untuk keperluan penukaran mata uang. Ia juga sudah menyiapkan dalam bentuk paket di antaranya untuk penukaran Rp500 ribu, Rp1 juta, sampai Rp2 juta. Ia mencontohkan, untuk kurs 1 Riyal sebesar Rp3.100 maka calon haji yang memilih paket Rp500.000 bisa memperoleh 161 Riyal dengan berbagai pecahan mulai dari 1 - 20 Riyal. Begitupula untuk paket Rp1juta, calon jamaah bisa memperoleh 323 Riyal dengan berbagai macam nominal. Ia juga menegaskan, adanya pecahan dengan nominal yang berbeda itu sangat diperlukan oleh calon haji. Bisa jadi, mereka akan tertipu saat mereka membeli kebutuhan dengan nominal tertentu. "Kalau tidak ada pecahan kecil pasti mereka kesulitan, karena disana jarang pedagang yang mau memberi uang kembalian. Apalagi persoalan bahasa menjadi kesulitan tersendiri saat tawar menawar, sehingga uangnya harus pas agar jamaah tidak dirugikan," ungkapnya. Namun, ia enggan untuk mengungkapkan untung yang ia peroleh. Ia hanya menegaskan, jika yang dilakukannya bukan hanya mencari untung melainkan untuk membantu calon haji. "Yang saya lakukan untuk membantu mereka. Mereka bisa mendapatkan uang dalam bentuk mata uang sana," katanya. Sejumlah calon haji mengaku cukup terbantu dengan adanya jasa penukaran uang itu. Mereka bisa menukarkan dan tidak direpotkan untuk antre di Tanah Suci nantinya. Mereka juga bisa mendapatkan selisih harga yang tidak terlalu tinggi, dengan menukarkan sebelum keberangkatan. "Biasanya, kalau mendekati keberangkatan selisih harganya terlalu tinggi, jadi saya menukarkan saat ini," ungkap Wati. Jumlah calon haji yang berangkat pada tahun ini dari Kabupaten Kediri cukup besar mencapai 759 jamaah dengan kloter 24 dan 25. Dijadwalkan, calon haji akan berangkat pada 29 September 2012. Dari jumlah calon haji itu, 50 persen di antaranya sudah berusia lanjut, sehingga tingkat kesehatan mereka pun akan dipantau serius. (*)

Pewarta:

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012