Jember - Hutan konservasi di kawasan Taman Wisata Alam (TWA) Kawah Gunung Ijen (2.368 meter dari permukaan laut) yang terletak di perbatasan Kabupaten Banyuwangi-Bondowoso, Jawa Timur, rawan terbakar selama musim kemarau. "Hampir setiap tahun saat kemarau selalu terjadi kebakaran hutan di Ijen, namun areal yang terbakar tidak terlalu luas," kata Kepala Bidang Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jatim III di Jember, Sunandar Trigunajasa, Rabu. Menurut dia, luas hutan yang terbakar selama musim kemarau tahun ini sekitar 1 hektare yang berada di kawasan Pondok Bunder (2.114 mdpl) dengan vegetasi ilalang dan semak-semak yang mudah terbakar. "Kebakaran tidak meluas karena petugas dapat memadamkan sejumlah titik api dengan cepat," katanya. Kendati demikian, lanjut dia, kebakaran yang terjadi di dekat Pondok Bunder tersebut cukup mengkhawatirkan karena berada di dekat jalur pendakian menuju Kawah Ijen. "Kami belum mengetahui pasti penyebab kebakaran itu, namun sebagian besar kebakaran hutan akibat ulah manusia," katanya menjelaskan. Untuk mengantisipasi kejadian serupa, lanjut dia, petugas BKSDA melakukan pemantauan secara intensif di sejumlah lokasi yang rawan kebakaran. "Cuaca panas di musim kemarau dan angin kencang dapat menyebabkan titik api mudah merembet dengan cepat sehingga membakar semak dan ilalang di sana," katanya menambahkan. Selain Ijen, BKSDA juga masih memantau kebakaran hutan seluas 250 ha di Gunung Argopuro yang memiliki ketinggian 3.088 mdpl. Titik api diperkirakan berawal dari kawasan Selonyeng atau arah timur puncak Rengganis dan kebakaran semakin meluas hingga kawasan hutan yang berada di Dataran Tinggi Hyang akibat embusan angin yang cukup kencang. (*)

Pewarta:

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012