Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bangkalan, Jawa Timur (Jatim) mendirikan bank sampah di lingkungan kantor pemerintahan setempat guna menyukseskan Program Bangkalan Bherse Onggu' yang telah dicanangkan Bupati Lukman Hakim.
"Bank sampah ini tidak hanya menjadi tempat penampungan sementara, akan tetapi juga sebagai pusat pengelolaan dan pemilahan sampah organik dan nonorganik," kata Asisten Administrasi Umum Sekretariat Daerah Bangkalan, dr. Nunuk Kristiani, di Bangkalan, Jumat.
Dengan demikian, sambung Nununk, bank sampah yang didirikan Pemkab Bangkalan ini merupakan upaya untuk memilah sampah.
Sampah nonorganik akan dikumpulkan untuk kemudian dijual, sedangkan sampah organik langsung dimasukkan ke lubang tanah agar tidak mencemari lingkungan.
Nunuk lebih lanjut menjelaskan, hasil penjualan sampah nonorganik dari bank sampah ini akan dimanfaatkan untuk kebutuhan lain yang bermanfaat.
"Dengan cara ini, sampah tidak lagi menjadi beban, tapi justru bernilai ekonomis. Makanya disebut bank sampah," katanya.
Adapun pengelolaan bank sampah ini akan dilakukan oleh petugas kebersihan di masing-masing kantor.
Mereka akan dilatih untuk memilah sampah dengan benar dan mengikuti standar pengelolaan yang telah ditetapkan.
"Pendirian bank sampah ini sengaja kami lakukan pada kegiatan rutin Jumat bersih, agar menjadi perhatian bagi semua ASN di lingkungan Pemkab Bangkalan ini," katanya.
Selain kegiatan bersih-bersih, pada kegiatan 'Jumat Bersih' itu juga digelar senam bersama yang diikuti para pegawai Pemkab Bangkalan di halaman kantor Bupati Bangkalan.
Tradisi Jumat sehat dan bersih ini menjadi cerminan budaya kerja ASN yang peduli akan kesehatan, lingkungan, dan kolaborasi.
Dengan langkah ini, Pemkab Bangkalan berharap dapat menjadi contoh bagi instansi lain dalam mengelola sampah secara produktif dan berkelanjutan.
Asisten Administrasi Umum Sekretariat Daerah Bangkalan Nunuk Kristiani lebih lanjut menjelaskan, Pemkab Bangkalan juga berencana memperluas sistem bank sampah ini ke seluruh OPD, dengan pengelolaan sampah organik secara mandiri melalui biopori atau lubang resapan di masing-masing kantor.
"Kami yakin dengan pola penanganan secara terpadu seperti ini, maka program 'Bangkalan Bherse Onggu' akan benar-benar terwujud dengan baik," katanya.
Editor : Taufik
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2025