Surabaya - Ketua PP Muhammadiyah Prof H Syafiq A Mughni MA PhD berpendapat masalah Syiah dalam Islam sebenarnya hanya berbeda dalam persoalan kepemimpinan Ali bin Abi Thalib. "Dari sudut ajaran Islam, saya memang tidak sepakat dengan Syiah, tapi perbedaan itu juga ada dalam paham-paham lain yang ada di dalam Islam," katanya kepada ANTARA di Surabaya, Rabu, menanggapi konflik Syiah di Sampang, Madura, Jatim. Menurut mantan Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur itu, hal yang tidak bisa disepakati umat Islam lainnya terkait Syiah adalah kepemimpinan Ali bin Abi Thalib atau perbedaan dalam aspek politik. "Itu biasa dan nggak mungkin semuanya dijadikan satu pendapat, karena itu kepada Syiah dan aliran atau paham apapun sebaiknya justru saling menghormati dan menghargai untuk membangun kehidupan yang lebih baik," katanya. Guru Besar Fakultas Adab IAIN Sunan Ampel Surabaya itu menjelaskan perbedaan dengan Syiah dalam politik atau kepemimpinan itu memang berdampak pada beberapa amaliah keagamaan. "Dalam amaliah keagamaan, Syiah memang lebih cenderung kepada amaliah yang terkait langsung dengan Ali bin Abi Thalib, tapi hal itu bukan berarti sesat, karena itu hanya konsekuensi dari sebuah kultus individu," katanya. Oleh karena itu, perbedaan politik dengan Syiah itu hendaknya tidak dijadikan alasan untuk melakukan tindak kekerasan kepada penganut Syiah. "Karena itu, Muhammadiyah mengutuk kekerasan terhadap penganut Syiah di Sampang, sebab mereka juga sama dengan kita sebagai umat Islam dan sebagai warga negara Indonesia," katanya. Sebelumnya (19/6/2012), ulama Baghdad Maulana Syech Afifuddin Abdul Qodir bin Mansyuruddin Aljailani Albaghdadi meminta kelompok Syiah dan non-Syiah untuk saling menebarkan cinta di antara mereka, karena Islam itu menyebarkan cinta, bukan kebencian. "Karena itu, Syiah jangan membenci pecinta Abubakar Assiddiq dan sebaliknya non-Syiah juga jangan membenci pecinta Ali bin Abi Thalib, karena Nabi Muhammad SAW menggandeng keduanya untuk sama-sama masuk ke surga," kata generasi ke-19 dari mursyid tarekat Qodiriyah, Syech Abdul Qodir Aljailani itu dalam silaturrahmi dan pengajian Hari Lahir ke-89 Nahdlatul Ulama (NU) di Gedung PWNU Jatim. (*)

Pewarta:

Editor : FAROCHA


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012