Bojonegoro - Remitansi tenaga kerja Indonesia (TKI) asal Bojonegoro, Jawa Timur (Jatim), yang bekerja di negara Asia Pasifik dan Timur Tengah (Timteng) selama delapan bulan mencapai Rp250 miliar lebih, meningkat dibandingkan tahun lalu. Kepala Disnakertransos Bojonegoro Iskandar, Minggu, mengatakan, remitansi TKI Rp250 miliar lebih itu dengan jumlah 20 ribu transaksi dan hanya data dari Kantor Pos pada Januari hingga Agustus, belum termasuk remitansi melalui sejumlah bank. Remitansi TKI itu berasal dari TKI yang bekerja di berbagai negara Asia Pasifik, antara lain Hongkong, Taiwan, Malaysia dan Singapura, juga negara Timteng seperti Arab Saudi. "Warga Bojonegoro yang menjadi TKI di negara Asia Pasifik dan Timteng, jumlahnya dari tahun ke tahun semakin meningkat, kalau sekarang ada sekitar 3.000 TKI," katanya mengungkapkan. Dengan bertambahnya jumlah TKI itu, remintasi tahun ini diperkirakan akan meningkat dibandingkan remitansi tahun lalu yang jumlahnya mencapai Rp650 miliar. Ia menjelaskan, TKI asal Bpjpnegprp lebih menyukai mengirim uangnya kepada keluarganya lewat Kantor Pos, sebab pengambilan bisa dilakukan di Kantor Pos yang ada di sejumlah kecamatan. "Remintasi yang melalui sejumlah bank, sangat kecil jumlahnya dibandingkan dengan remitansi di Kantor Pos," katanya. Menurut dia, TKI asal di daerahnya itu, sepakat membentuk Forum Komunikasi TKI Bojonegoro yang anggotanya merupakan TKI yang masih bekerja di luar negeri, TKI yang sudah rampung bekerja juga TKI yang baru akan berangkat. "Tujuan pendirian forum antara lain, untuk meningkatkan kemampuan TKI, juga sebagai sumber informasi," katanya. Sementara itu, Kasi Informasi Pasar, Bursa Kerja dan Penempatan Tenaga Kerja, Sugihartono, menjelaskan, data remitansi itu penting untuk mengetahui pemasukan warga Bojonegoro dari luar negeri yang bisa dimanfaatkan untuk mengetahui perkembangan perekonomian di daerah setempat. "Selain itu, juga untuk memantau besarnya devisa negara dari TKI asal Bojonegoro," katanya. (*)

Pewarta:

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012