Surabaya - Aparat Kepolisian Resor Kota Besar Surabaya menembak mati Pieter Atapare seorang perampok yang dikenal sebagai spesialis pecah kaca mobil di kawasan Gayung Sari, Kamis malam sekitar pukul 23.00 WIB.
"Kami terpaksa menembak pelaku karena berusaha menyerang polisi saat akan ditangkap," ujar Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya AKBP Farman kepada wartawan di kamar jenazah RSU dr Soetomo, Jumat dini hari.
Pieter Atapare (47) warga Teluk Nibung, Surabaya merupakan residivis yang sudah keluar masuk penjara. Total ada enam kali ia berurusan dengan polisi.
Dua kali pernah ditangkap aparat Polda Jatim, dua kali oleh Polres Sidoarjo, serta sekali oleh Polwiltabes Surabaya (kini berubah nama menjadi Polrestabes).
Farman menjelaskan, penembakan berawal setelah pelaku diketahui beraksi di depan Alfamart, kawasan Gayung Sari Surabaya. Melihat mobil kijang LGX terparkir di depan, pelaku memecah kaca mobil dan mengambil sebuah laptop.
Tapi aksinya dipergoki oleh seorang anggota reserse yang kebetulan melakukan patroli berkeliling di jalan. Melihat gelagat mencurigakan, anggota mengikutinya menggunakan sepeda motor.
"Pelaku kami berhentikan dan diminta menyerah. Bukannya angkat tangan, pelaku malah menyerang polisi menggunakan belati. Tembakan peringatan tak diindahkan, hingga terpaksa dua peluru bersarang di dada pelaku," kata dia.
Menurut Farman, tindakan tegas diambil karena pelaku membahayakan petugas. Setelah ditembak, pelaku tersungkur dan tewas di lokasi kejadian. Polisi membawanya ke kamar jenazah RSU dr Soetomo untuk dilakukan autopsi.
Dari tangan pelaku, polisi menyita barang bukti berupa sebuah belati, tiga unit ponsel, satu unit sepeda motor Mio warna Merah, serta sebuah kunci T dan Laptop yang milik korban yang diambil dari dalam mobil.
"Kami yakin pelaku memiliki komplotan. Saat ini sedang kami dalami dan berusaha membongkarnya. Patroli di jalan tetap kami lakukan selama 24 jam sebagai langkah antisipasi tindakan kejahatan, apalagi dalam situasi seperti sekarang ini," kata mantan Koorspri Kapolda Jatim tersebut. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012