Bojonegoro - Bulog Sub Divre III Bojonegoro, Jawa Timur (Jatim), mulai menyalurkan beras miskin ke-13 kepada rumah tangga sasaran penerima manfaat (RTSPM) di Bojonegoro, Tuban dan Lamongan, menyusul pendistribusian beras miskin alokasi Agustus.
Kepala Bulog Sub Divre III Bojonegoro Damin Hartono Roestam, Selasa mengatakan, beras miskin ke-13, mulai disalurkan sehari yang lalu, setelah ada surat perintah alokasi (SPA) dari Pemkab Bojonegoro dan Tuban, tidak termasuk Pemkab Lamongan.
"Pemkab Lamongan belum mengeluarkan SPA, jadi pendistribusiannya belum bisa kita laksanakan," tuturnya.
Ia menjelaskan, penyaluran beras miskin ke-13 itu sesuai Instruksi Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat tertanggal 26 Juli, yang disampaikan kepada Gubernur Jatim mengenai pagu beras miskin ke-13.
"Instruksi itu kemudian diteruskan kepada bupati/wali kota di Jatim," katanya, menegaskan.
Menurut dia, jumlah beras miskin ke-13 menjelang Hari Raya Idul Fitri itu tidak berbeda dengan beras miskin biasanya yaitu 15 kilogram/RTSPM dengan harga tebus Rp1.600 perkilogram.
"Penyaluran beras miskin le-13 selalu ada, kalau tahun lalu juga menjelang Hari Raya Idul Fitri. Jumlah warga penerima beras miskin ke-13, tidak ada perbedaan dengan warga penerima beras miskin sebelumnya," ujarnya.
Data di Bulog Sub Divre III, penerima beras miskin di Bojonegoro, jumlahnya 141.087 RTSPM yang tersebar di 430 kelurahan/desa di 27 kecamatan, Tuban 116.040 RTSPM di 328 kelurahan/desa di 20 kecamatan dan Lamongan jumlahnya 122.950 RTSPM di 474 desa di 27 Kecamatan.
"Pendistribusian beras miskin hingga di titik distribusi di desa," ucapnya, menambahkan.
Mengenai kualitas beras miskin yang banyak dikeluhkan, Damin menegaskan, warga penerima beras miskin bisa mengajukan protes menolak beras miskin yang tidak sesuai standar.
"Bahkan, kami mengirimkan surat kepada seluruh kecamatan juga desa di tiga kabupaten mengenai 'call center' keluhan beras miskin. Kalau memang ada keluhan kualitas beras miskin bisa langsung menghubungi kami, seketika akan kami ganti dengan beras yang sesuai standar," katanya, dengan nada meyakinkan.
Ia mengakui, kemungkinan beras miskin yang didistribusikan itu kualitasnya ada yang tidak terlalu bagus, sebab pembelian yang dilakukan selama ini berjalan secara massal.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012