Tuban - Para pelajar sejumlah desa di Kecamatan Kerek, Tuban, mengisi waktu liburan dengan membatik, baik di rumahnya masing-masing yang orang tuanya perajin batik atau ke tetangganya untuk memperoleh upah membatik. Seorang perajin batik di Desa Margorejo, Kecamatan Kerek, Ny Waras (43), Minggu, mengatakan, pelajar di desanya mulai SD, SLTP dan SLTA, lebih memilih membatik, dibandingkan mengisi liburan dengan bepergian ke tempat obyek wisata ke luar kota. Para pelajar, menurut dia, bisa membantu mengerjakan pekerjaan membatik di perajin batik, baik yang hanya ikut membantu "mengeblok" (memberi warna ) atau ikut membatik. "Bagi siswa SD baru tahap memberi warna kain batik yang sudah ada polanya dengan upah Rp1.000 per pakaian wanita," katanya, mengungkapkan. Namun, menurut dia, pelajar SLTP dan SLTA di desa setempat, tidak lagi memberi warna, tapi sudah ikut membantu membatik dengan upah Rp4.000 per pakaian wanita. "Selama liburan ini saya ikut membatik, bisa menyelesaikan dua pakaian sejak pagi sampai siang," ungkap seorang siswa SDN Margorejo, Cintiyah (10) yang ikut membatik di orang tuanya sendiri yang perajin batik. Ia ditemani temannya Haniam (10), yang masih tetangganya, juga ikut membantu pekerjaan membatik di tempatnya, karena orang tuanya bukan perajin batik. Meskipun membatik di orang tuanya, Cintiyah, juga Haniam tetap memperoleh upah membatik, sesuai jumlah pakaian yang sudah rampung diberi warna. Seorang pelajar SMKN II Tuban, Diana Retnoasri, yang juga warga setempat mengatakan, di SDN Desa Margorejo, Jarorejo, Ngaji dan Kedungrejo, Kecamatan Kerek, yang dikenal sebagai sentra kerajinan batik gedog, sudah lama ada pelajaran membatik. Dengan demikian, lanjutnya, pelajar putri di sejumlah desa sentra kerajinan batik itu, hampir semuanya memiliki ketrampilan membatik. "Semua pelajar putri di desa kami bisa membatik, tapi yang masih SD baru tahap memberi warna," jelasnya. Secara terpisah seorang perajin batik lainnya di Desa Jarorejo, Kecamatan Kerek, Sri Widodo (43), menambahkan, di desanya pelajar mulai SD, SLTP, dan SLTA yang bisa membatik, diperkirakan jumlahnya sekitar 50 pelajar. "Kalau liburan seperti ini, para pelajar di desa kami membatik semua," katanya, menegaskan.(*)

Pewarta:

Editor : Masuki M. Astro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012