Bojonegoro - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro, Jatim, mewaspadai ancaman kekeringan yang terjadi di daerah setempat, namun diperkirakan kekeringan yang mengakibatkan warga kesulitan air bersih tidak separah tahun lalu. Kasi Kesiapsiagaan BPBD Bojonegoro Sutardjo, Kamis, mengatakan, sesuai prakiraan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMK) Karangploso, Malang, pada kemarau ini, masuk kemarau basah. Dengan kondisi itu, lanjutnya, kemarau ini, kemungkinan masih turun hujan, sehingga tidak mengakibatkan kekeringan yang parah sebagaimana kemarau tahun lalu. Meski demikian, ia mengimbau, jajaran desa dan kecamatan, secepatnya melapor kalau menjumpai ada warganya yang mengalami kesulitan air bersih. "Saat ini, kami belum menerima laporan ada warga yang meminta pasokan air bersih," ujarnya. Ia menjelaskan, penanganan kesulitan air bersih yang dialami warga, dilakukan bekerja sama dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Pusat dan Provinsi Jatim. "Pelaksanaan pendistribusian air bersih ditangani BPBD, tapi pendanaannya dari BNPB, seperti halnya dalam penanganan kekeringan yang terjadi tahun lalu," tandasnya. Data di BPBD Bojonegoro, kemarau tahun lalu, warga yang mengalami kesulitan air bersih sebanyak 18.473 jiwa (69.681 kepala keluarga/KK), yang tersebar di 49 desa di 17 kecamatan, antara lain di Kecamatan Temayang, Kedungadem, Kapas, Sukosewu, Balen, dan Ngasem. "Jumlah pasokan air sekitar 100 tangki (per tangki 5.000 liter)," terangnya. Upaya mengatasi kekeringan, lanjutnya, juga dilakukan dengan membangun 56 embung dengan kapasitas berkisar 27 ribu meter kubik hingga 275 ribu meter kubik, di sejumlah kecamatan yang daerahnya mengalami kekeringan. (*).

Pewarta:

Editor : FAROCHA


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012