Surabaya - Badan Usaha Milik Daerah Jawa Timur, PT Panca Wira Usaha, melalui perusahaan barunya PT Quasar Husada menjalin kerja sama dengan dua industri farmasi asal Jerman untuk pengembangan produk inovasi riset berbahan baku alam.
Direktur Utama PT Panca Wira Usaha (Wira Jatim Group) Arif Afandi di Surabaya, Sabtu, mengatakan, kedua perusahaan farmasi asal Jerman itu adalah Finzelberg GmBH & Co.KG dan Helago Pharma GmBH.
Selain dua perusahaan tersebut, Quasar Husada juga menjalin kerja sama serupa dengan salah satu industri farmasi dalam negeri, yakni PT Interbat.
"Kendati usia PT Quasar Husada belum genap satu tahun, tapi perusahaan ini telah mendapatkan kepercayaan dari beberapa institusi nasional maupun internasional," katanya usai penandatanganan nota kesepahaman PT Quasar Husada dengan PT Interbat.
PT Quasar Husada merupakan perusahaan di bidang riset dan pengembangan yang didirikan melalui kerja sama dari salah satu anak usaha Wira Jatim Group, yakni PT Kasa Husada dengan PT Quasar Indonesia.
Pada acara penandatanganan yang dihadiri Wakil Menteri Kesehatan Prof dr Ali Ghufron Mukti itu, PWU Jatim juga memperkenalkan logo baru PT Kasa Husada yang usianya memasuki 86 tahun.
"Quasar Husada merupakan perusahaan swasta pertama yang bergerak di bidang 'riset and development'. Produknya berupa hasil inovasi penelitian atau nano teknologi yang memanfaatkan potensi bahan alam di Indonesia," ujarnya.
Menurut Arif, produk riset nano teknologi tersebut yang nantinya dimanfaatkan industri farmasi untuk memproduksi obat-obatan, kosmetik atau produk herbal lainnya.
Managing Partner PT Quasar Husada, Dr Rudy Susilo, menambahkan, hingga saat ini pihaknya telah mengembangkan produk penelitian dari bahan baku buah merah dan rumput laut.
"Bahkan, kami telah mendapatkan hak paten dari Jerman dan China untuk lima produk penelitian dari buah merah dan rumput laut tersebut. Tiga industri farmasi yang bekerja sama dengan kami, memanfaatkan produk penelitian tersebut," katanya.
Ahli farmasi asal Surabaya yang lebih dari 30 tahun menetap di Jerman itu, tidak bersedia mengungkapkan nilai kerja sama dari pemanfaatan produk Quasar Husada tersebut.
"Indonesia memiliki potensi alam yang luar biasa besar, tetapi hanya sedikit yang dimanfaatkan. Investasi pada produk bahan alam punya peluang bisnis sangat menjanjikan," ujarnya.
Wakil Menteri Kesehatan Ali Ghufron Mukti mengungkapkan, industri farmasi dalam negeri sebenarnya punya potensi sangat besar, karena produksinya mampu mencukupi sekitar 90-95 persen kebutuhan dalam negeri.
"Hanya saja, sekitar 95 persen kebutuhan bahan bakunya masih dari impor. Padahal, kita memiliki lebih dari 16.000 jenis tanaman yang bisa dikembangkan sebagai bahan baku," ujarnya.
Ali Ghufron menilai keberadaan perusahaan riset dan pengembangan seperti PT Quasar Husada ini harus mendapat dukungan dari pemerintah, termasuk dalam proses pengurusan izin usaha. (*)
Keterangan foto: Arif Afandi (kiri), Wamenkes Ali Ghufron Mukti dan Dr Rudy Susilo (kanan) saat meninjau laboratorium PT Quasar Husada.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012