Kediri - Ratusan pedagang Pasar Grosir Ngronggo, Kota Kediri, Kamis berunjuk rasa dengan menggalang tanda tangan menolak merger Pasar Ngronggo dengan Perusahaan Daerah (PD) Pasar Joyoboyo.
Koordinator aksi Hardiono mengaku para pedagang keberatan jika pengelolaan pasar itu dimerger. Pemkot dinilai tidak peduli dan selama ini para pedagang yang lebih bisa menghidupi, bahkan untuk pembangunan pasar juga lebih dominan menggunakan dana mereka.
"Pengelolaan pasar grosir ini berbeda dengan pasar umum lainnya. Selama ini, para pedagang yang lebih banyak menghidupi pasar," katanya.
Ia mencontohkan, untuk perbaikan pasar yang selesai pada 2005 lalu, dari anggaran Rp11,8 miliar, para pedagang menyumbang lebih banyak. Saat itu, pemkot hanya mengalokasikan anggaran Rp5 miliar, sementara PD Pasar sama sekali tidak menyumbang.
Pihaknya mengungkapkan selama ini para pedagang dalam beraktivitas tidak pernah terlibat masalah serius. Para pedagang juga dengan kesadaran sendiri tergabung dalam Koperasi Podho Rukun Makmur. Pihaknya khawatir, jika pengeloalan pasar itu dimerger dengan PD Pasar maka pedagang akan kehilangan haknya dalam pengelolaan.
Dalam aksinya, massa berkumpul di Pasar Grosir Ngronggo, Kecamatan Kota Kediri. Mereka membawa kain panjang berwarna putih sampai 38 meter dengan lebar sekitar 50 sentimeter.
Mereka membubuhkan tanda tangan sebagai bentuk penolakan atas rencana merger itu. Aksi itu merupakan aksi lanjutan, setelah sebelumnya para pedagang datang ke kantor DPRD Kota Kediri serta wali Kota Kediri, tapi gagal.
Rencananya, kain panjang yang isinya adalah tanda tangan itu akan diberikan ke Wali Kota Kediri sebagai bentuk apresiasi atas penolakan rencana merger yang saat ini sedang dibahas dalam rapat khusus DPRD Kota Kediri tersebut.
Aksi ini sempat membuat arus lalu lintas ke lokasi pasar terganggu, yang terlihat dari antrean yang cukup panjang. Petugas sempat kesulitan, tapi arus lalu lintas lancar setelah petugas berusaha untuk mengatur arus tersebut.
Sementara itu, Direktur utama PD Pasar Joyoboyo, Saiful Yasin mengaku pasrah dengan keputusan pemkot terkait dengan merger tersebut. Namun, ia mengatakan sebenarnya telah terjadi salah paham dengan pedagang karena manajemen hanya akan menangani retribusi maupun parkir serta penataan sarana prasarana pasar.
"Itu hanya salah paham saja. Kami fokus mengurusi penataan pasar dan masalah retribusi," kata Saiful.
Ia juga mengatakan, PD Pasar tidak akan melakukan intervensi pada manajemen Koperasi Podho Rukun Makmur tersebut. Pemerintah justru mengajak untuk kerjasama dan siap ketika dimintai bantuan terutama untuk pengembangan koperasi. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012