Madiun - Perum Perhutani Unit Jatim II Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Madiun terus mengembangkan potensi pariwisata alam yang ada di Wana Wisata Grape di Desa Kresek, Kecamatan Wungu, Kabupaten Madiun, Jatim.
Wakil Administratur KPH Madiun, Bambang Cahyo Purnomo, Rabu, mengatakan, Wana Wisata Grape merupakan satu-satunya objek wisata yang menjadi andalan di KPH Madiun.
Objek ini telah menjadi pendapatan diluar pendapatan pokok KPH setempat yang berupa kayu.
"Sebagai satu-satunya objek wisata di hutan kami, maka akan terus dikembangkan. Untuk penangannya, kami menggandeng Pemerintah Kabupaten Madiun dan selama ini telah berjalan," ujar Bambang.
Menurut dia, pengembangan akan dilakukan dengan menambah sejumlah sarana dan fasilitas umum lainnya di lokasi sekitar. Seperti pembangunan toliet, masjid, dan penataan warung makanan yang menjadi peluang bisnis bagi warga desa sekitar.
"Secara bertahap kami akan terus melakukan pengembangan di lokasi ini tanpa meninggalkan unsur alam dan kawasan hutan yang lestari. Tentu saja, pengembangan tersebut dilakukan setelah berkoordinasi dengan Pemkab Madiun," kata dia.
Pihaknya menilai prospek Wana Wisata Grape sangat bagus. Tingkat kunjungan wisatawan di objek wisata alam dengan suasana hutan ini juga cukup baik.
Berdasarkan data yang ada, rata-rata orang yang berkunjung ke tempat ini pada hari biasa mencapai 50 orang. Sedangkan pada hari libur atau akhir pekan, jumlah kunjungan bisa mencapai 300 orang per hari.
Wana Wisata Grape terletak di ketinggian 1.000 meter di atas permukaan air laut. Lokasinya terletak di kawasan hutan Badan Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Brumbun, Resor Pemangkuan Hutan (RPH) Kresek, KPH Madiun, dengan luas lokasi mencapai sekitar 0,4 hektare.
Wana wisata Grape ini, selain menjadi salah satu objek wisata hutan yang ada di Kabupaten Madiun, juga dijadikan sebagai wahana konservasi hutan oleh KPH setempat. Pohon rimba langka yang berumur puluhan tahun terawat dengan baik di kawasan ini. Misalnya, pohon mahoni, sengon, flamboyan, dan lainnya.
"Tidak hanya itu, kawasan ini juga dijadikan tempat pembibitan aneka bibit pohon rimba liar, di antaranya pohon kesambi," terang Bambang.
Ia menjelaskan, pengelolaan Wana Wisata Grape ini dilakukan bersama oleh KPH Madiun dan Pemkab Madiun. Bagi hasil di antaranya keduanya ditetapkan sebanyak 60 persen untuk KPH Madiun dan 40 persen untuk Pemkab Madiun.
"Dari 60 persen bagian KPH Madiun, sebanyak 30 persen di antaranya masuk ke Perhutani dan 30 persen lainnya digunakan oleh masyarakat pengelola sumber daya hutan (MPSDH) sekitar. Warga desa sekitar yang tergabung dalam MPSDH inilah yang selama ini menjaga, merawat, dan membersihkan lokasi wisata ini," tambahnya.
Sedangkan untuk pengamanan dari tindakan kriminalitas dan asusila di kawasan ini, KPH Madiun selain melibatkan warga desa sekitar juga melibatkan polisi dan Pemkab Madiun, yakni satuan polisi pamong praja. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012