Malang - Gelaran Malang Tempo Doeloe VII selama empat hari yang dibuka secara resmi, Kamis malam, "menguasai" sepanjang Jalan Ijen yang menjadi cagar budaya kota pendidikan tersebut. Ketua Panitia Malang Tempo Doeloe (MTD) Dwi Cahyono, mengatakan, selama empat hari ke depan, Jalan Ijen ditutup total mulai pukul 07.00 WIB hingga pukul 24.00 WIB. Sehingga, arus lalu lintas dialihkan ke beberapa jalur alternatif. "MTD ini sudah menjadi agenda wisata tahunan dan lokasinya juga tetap sama seperti tahun-tahun sebelumnya (sepanjang Jalan Ijen), sehingga para pengguna jalan sudah paham, bahkan angkutan umum pun juga paham," tegas Dwi Cahyono. Dalam pembukaan MTD oleh Wali Kota Malang Peni Suparto tersebut, seluruh panitia dan protokoler dari Pemkot Malang wajib mengenakan pakaian tempo dulu, sehingga nuansa zaman dulu benar-benar kental. Pembukaan diawali dengan karawitan yang dipersembahkan oleh Kelenteng Eng Ang Kiong yang dipadu dengan parade tari dari beberapa sanggar seni di Kota Malang, yang dilanjutkan dengan pagelaran wayang orang dari Kelenteng Eng Ang Kiong dengan lakon Bale Sigolo-golo babak I. Sedangkan babak II dilanjutkan setelah acara pembukaan secara resmi yang ditandai dengan sebuah permainan anak-anak "Sontoloyo". Permainan ini sekaligus untuk mengingatkan anak-anak agar kembali pada permainan tradisional. Sebenarnya, lanjut Dwi, MTD yang digelar setiap tahun tersebut sebagai ajang pembelajaran bagi anak-anak maupun masyarakat secara umum. Banyak arena pembelajaran yang bisa digali dari arena MTD, seperti sejarah yang langsung bisa dilihat dalam replika berbagai bentuk bangunan dan gedung pada zaman dahulu. Selain itu, katanya, juga masih banyak stan yang bisa memandu pengunjung untuk mengetahui lebih banyak tentang seni maupun ilmu pengetahuan lainnya. Disamping juga banyak stan yang menawarkan aneka jajanan masa lalu (kuno) dan benda-benda antik yang bernilai tinggi. "Kami berharap gelaran MTD ini bukan sekedar arena wisata kuliner masa lalu, tapi juga bisa membangkitkan semangat belajar dan keingintahuan masyarakat akan sejarah bangsa dan kota ini juga tinggi," tegasnya. Sebanyak 500 stan yang bernuansa zaman dulu dengan penerangan lampu teplok itu berjajar sekitar dua kilometer di sepanjang Jalan Ijen, Jalan Wilis, Jalan Retawu, dan Jalan Semeru. Tahun lalu, jumlah pengunjung MTD rata-rata mencapai 400 ribu orang per hari dengan perputaran uang sekitar Rp4 miliar per hari. "Ini kan luar biasa, sehingga dari tahun ke tahun kami upayakan terus ditingkatkan kualitas ranah pendidikannya, dan tentu kualitas jajanannya juga terseleksi," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Malang Ida Ayu Wahyuni. Panitia MTD tahun ini hanya mendapatkan subsidi anggaran sebesar Rp200 juta dari APBD 2012 atau jauh menyusut dibanding tahun sebelumnya yang mencapai Rp600 juta. (*)

Pewarta:

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012