Jakarta - Sejumlah pengusaha industri makanan olahan Italia mencari mitra dagang asal Indonesia untuk menjadi pemasok bahan baku susu. Hal ini disampaikan Kepala Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) Milan, Sumber Sinabutar, pada pameran makanan Internasional Cibus yang diselenggarakan di Parma, Italia, menurut keterangan pers Pusat Humas Kementerian Perdagangan yang diterima di Jakarta, Selasa. Sinabutar menjelaskan bahwa perusahaan milik pengusaha Italia, Ricardo Sartori yang menjadi produsen keju jenis pecorina atau keju khas Italia berbahan dasar susu domba/biri-biri, sedang mencari pemasok dari Indonesia. Menurut dia, Sartori saat ini mengalami kesulitan untuk mendapatkan pasokan susu domba yang selama ini didatangkan dari Suriah. Kondisi keamanan dan politik Suriah yang kurang kondusif mengakibatkan produsen keju domba Italia ini mencari negara lain sebagai sumber pemasok susu domba. "Menurut Sartori, Indonesia merupakan pilihan utama pengganti Suriah untuk memasok susu domba bagi perusahaan kejunya," ujar Sumber Sinabutar yang menjelaskan pada pameran kali ini, ITPC Milan mendirikan stand promosi makanan Indonesia. Sinabutar mengatakan Italia membutuhkan produsen susu domba atau biri-biri yang mampu menghasilkan 3-5 juta liter susu per tahun. Apabila Indonesia sanggup memenuhi kebutuhan susu domba tersebut, maka perusahaan Italia ini akan datang langsung ke Indonesia untuk meninjau perusahaan pemasok. "Kami melihat bahwa pengusaha Italia ini serius karena terlihat dari keinginannya memberikan jaminan bank, apabila ada perusahaan di Indonesia yang sanggup memenuhi kebutuhan susu domba dimaksud," kata Sumber Sinabutar. Menurut dia, nilai transaksi dari susu domba mentah ini dapat mencapai Rp28 miliar per tahun atau bahkan lebih tinggi, apabila susu tersebut telah diolah terlebih dahulu menjadi keju domba sebelum diekspor ke Italia. Selain perusahaan keju, terdapat pula distributor produk susu kental manis yang mencari peluang usaha baru dengan pengusaha dan produsen susu kental manis dari Indonesia. Menurut Sinabutar, seorang distributor produk susu kental manis bernama Bruno Rubatto sedang kesulitan memenuhi order susu kental manis dari Amerika Selatan. Untuk itu, lanjut dia, Bruno harus mencari mitra kerja baru dalam memenuhi permintaan pasar Amerika Selatan tersebut. Permintaan pasar Amerika Selatan untuk produk susu kental manis diperkirakan mencapai 5-6 juta kaleng per tahun. "Jika satu kaleng susu kental manis di Indonesia dijual dengan harga lokal sebesar Rp8.000 per unit, maka nilai ekspor dapat mencapai Rp40 miliar per tahun," kata Sinabutar. Sinabutar mengharapkan agar para pengusaha susu di Indonesia dapat memanfaatkan peluang besar ini dengan menindaklanjuti permintaan dari para pengusaha Italia tersebut. Sedangkan masih terkait dengan sektor produk susu, sejak Januari lalu, ITPC Milan telah membantu proses "mix and match" antara pengusaha Italia dan Indonesia. Sebagai hasil, terdapat perusahaan Italia yang mendapatkan izin usaha dan menanamkan investasi berupa pabrik pembuatan keju segar (mozarella) di Bali. "Perusahaan tersebut akan mulai beroperasi pada Juni 2012," kata Sinabutar. Sedangkan dalam kegiatan pameran ini, ITPC Milan mempromosikan beberapa produk Indonesia, antara lain mi instan dan bumbu instan dari PT. Indofood, kopi instan dan teh instan dari PT. Sari Incofood, serta kopi luwak dengan merek Careuh Kopi dari CV. Erai Trading. "Beberapa pengusaha kafe dan restoran Italia juga tampak antusias menjual produk kopi luwak dari Indonesia dan mereka mengatakan telah mendengar dari media internasional mengenai nikmat dan keistimewaan kopi luwak dari Indonesia," kata Sinabutar. Berdasarkan data statistik, total perdagangan Indonesia dengan Italia pada 2011 mencapai 4,39 miliar dolar AS atau meningkat 33,16 persen dibandingkan 2010 yang bernilai 3,29 miliar dolar AS. Hal ini akibat adanya peningkatan permintaan terhadap komoditi-komoditi Indonesia di Italia, khususnya untuk produk industri makanan seperti minyak kelapa sawit dan kopi yang termasuk dalam kategori top lima produk yang diimpor Italia dari Indonesia. "Secara umum, Italia masih berada dalam masa-masa krisis, namun jelas membutuhkan Indonesia sebagai penyuplai bahan baku dalam upaya meningkatkan produksi industri dalam negeri mereka," ujar Sinabutar. (*)

Pewarta:

Editor : Masuki M. Astro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012