Surabaya - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Surabaya meminta pemerintah kota untuk segera menuntaskan renovasi di Terminal Tambak Osowilangun (TOW). "Kami berharap selama lima bulan ini, pemkot menyelesaikannya. Kami tidak ingin sopir dan kru bus jalur Pantura terus unjuk rasa karena keinginan yang tidak dipenuhi," ujar Ketua Komisi C DPRD Surabaya, Sachiroel Alim Anwar, kepada wartawan di Surabaya, Selasa. Ia mengatakan, meski Dinas Perhubungan Kota Surabaya memiliki anggaran operasional terminal hingga Rp1,070 miliar, namun pihaknya tetap mendukung tambahan anggaran melalui PAK di dalam APBD 2012. Sarana-sarana yang perlu diprioritaskan pembangunannya antara lain, toilet, ruang tunggu sopir, ruang tunggu penumpang, parkir bus, PJU, rambu, rehab masjid, ruang loket tiket bus, pengadaan lampu, pengecatan "road line", perbaikan paving landasan, serta penambahan kursi tunggu penumpang. "Jika semua terbangun maka bisa memberikan kenyamanan bagi penumpang dan sopir. Dengan demikian diharapkan tidak ada lagi unjuk rasa sopir, khususnya bus AKAP (Antar Kota Antar Provinsi)," tuturnya. Selama ini, lanjut legislator asal Partai Demokrat itu, kebijakan yang ditelurkan Kementerian Perhubungan terkait perpindahan trayek bus AKAP jalur pantura tidak boleh masuk Purabaya, namun ke TOW, medapat tentangan sopir bus. Bahkan selama seminggu lebih para sopir mogok bekerja dan meminta Pemkot membatalkan sementara kebijakan itu sampai sarana dan prasaran di Terminal TOW dilengkapi, atau maksimal terbangun 80 persen. Hanya saja sampai saat ini Pemkot tetap bersikukuh menjalankan kebijakan tersebut. Menurut Kepala Dinas Perhubungan Surabaya, Eddi, jika pihaknya menuruti keinginan sopir tentu saja memakan waktu panjang membahasnya ke Kementerian Perhubungan. "Apalagi belum tentu usulan diterima karena pusat memang memutuskan untuk perpindahan trayek tersebut. Makanya kami tetap melaksanakan sesuai dengan ketentuan dan berharap sopir segera pindah trayek ke TOW," ucapnya. Eddi mengaku pihakna bekerja sama dengan pihak terkait, termasuk kepolisian untuk mengingatkan sopir agar kembali ke TOW sesuai degan trayeknya. Awalnya akan dilakukan peringatan bagi sopir membandel sampai tiga kali. Tapi jika masih bersikeras, terpaksa polisi menilangnya. "Jika tetap tak dihiraukan maka Dinas Perhubungan Surabaya akan mengusulkan pencabutan izin trayeknya," kata dia menegaskan. (*)

Pewarta:

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012