Tulungagung - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tulungagung, Jawa Timur, bekerja sama dengan Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim), Selasa melatih 25 personel khusus tanggap bencana (passusgana).
Kepala BPBD Tulungagung Agus Purwanto mengatakan, kegiatan pelatihan pereonel khusus dalam hal penanggulangan bencana tersebut sengaja dipusatkan di kompleks Waduk Wonorejo agar proses penggemblengan mental serta pelatihan teknik-teknik dasar evakuasi dan penyelamatan bisa maksimal.
"Di sini tim passusgana bisa berlatih teknik mountainerring serta penyelamatan korban tenggelam akibat banjir bandang maupun tsunami dengan memaksimalkan seluruh potensi yang ada di dalam area waduk," jelasnya.
Pelatihan dasar itu sendiri rencananya digelar selama tiga hari dua malam. Para peserta diklat yang berasal dari lintas instansi, ormas, serta organisasi kepemudaan tersebut awalnya diberi materi terkait kebencanaan serta manajemen pengelolaan menghadapi situasi bencana oleh sembilan instruktur dari Koarmatim.
Selebihnya, 25 anggota passugana mendapat pelatihan lapangan yang berkaitan dengan teknik dasar kemampuan tanggap darurat bencana, seperti pendakian dan penurunan tebing dengan tingkat kecuraman mencapai 70-90 persen, teknik menyelam, berenang, hingga prosedur evakuasi korban tenggelam.
Untuk membangun mental penyelamatan di kalangan personel pasukan khusus tanggap bencana Pemkab Tulungagung tersebut, instruktur yang secara khusus didatangkan dari Koarmatim tersebut terlebih dahulu memberi latihan dasar menyelam di area kolam renang Waduk Wonorejo Resort.
"Istilahnya kami mengakrabkan dulu para peserta ini dengan air. Kalau sudah akrab dan terbiasa dengan air, baru diajak bekerja melakukan penyelamatan dalam situasi kebencanaan," kata instruktur dari Dinas Penyelamatan Bawah Air Koarmatim Lettu Laut (T) Agus Saptono.
Agus yang sudah puluhan kali ditugaskan memimpin puluhan proses evakuasi dan penyelamatan di berbagai situasi bencana di kawasan Indonesia timur itu sempat menunjukkan atraksi penyelamatan yang dilakukan sembilan anggota TNI AL terhadap korban tenggelam di tengah Waduk Wonorejo.
Setelah berhasil dievakuasi, korban lalu ditandu menuju ambulans yang telah siaga di pinggir waduk untuk kemudian diangkut menuju posko kesehatan terdekat ataupun langsung ke rumah sakit guna mendapat tindakan penyelamatan secara medis.
Seluruh rangkaian simulasi yang diperagakan tersebut disaksikan oleh para peserta diklat dari tim Passusgana yang dibentuk dari berbagai instansi pemerintahan maupun organisasi masyarakat tersebut.
Mereka selanjutnya diharapkan mampu memperagakan/mempraktekkan seluruh kegiatan dalam manajemen kebencanaan tersebut, termasuk langkah-langkah evakuasi dan penyelamatan korban, seperti diperagakan oleh tim dari TNI AL.
"Targetnya untuk pelatihan pertama ini tidak terlalu muluk, yang penting peserta atau tim Passusgana ini memiliki teknik dasar penyelamatan, sehingga ke depan mereka bisa menjadi garda depan dalam penanggulangan kebencanaan di daerah, terutama longsor dan tsunami," timpal Agus.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012