Bondowoso - Tenaga kerja Indonesia asal Kabupaten Bondowoso, Jatim, Endri Herawati (27), dikabarkan tewas di sebuah rumah kos di Malaysia, dengan luka tusuk di leher dan perut.
Dariyatmoko, kakak ipar korban, saat ditemui ANTARA di rumahnya Desa Sekarputih, Kecamatan Tegalampel, Bondowoso, Selasa menjelaskan, keluarga mendengar kabar itu dari Malaysia, Sabtu (12/5).
"Kabar itu disampaikan ke kami lewat telepon dari temannya adik saya yang juga bekerja di Malaysia. Dia mengabarkan kalau adik ipar saya meninggal, Minggu (6/5) sekitar pukul 12.00 malam waktu Malaysia," katanya.
Ia menjelaskan, Endri yang di Malaysia akrab dipanggil Wati meninggal sesaat setelah mengalami penusukan. Korban sempat berteriak minta tolong dan keluar dari rumah kosnya. Karena itu teman-temannya sempat memanggil ambulans. Namun saat hendak diangkut ke rumah sakitdengan ambulans, nyawanya tak tertolong.
"Adik saya bekerja di Malaysia sejak satu setengah tahun lalu. Pertama bekerja di rumah makan milik juragan kosnya, tapi kemudian bekerja di sebuah produk kecantikan. Sebelumnya juga berangkat ke Malaysia selama delapan bulan dan pulang ke Bondowoso selama setahun. Satu satengah tahun lalu kembali lagi ke Malaysia," kata Dariyatmoko.
Endri memiliki dua anak, perempuan berusia 10 tahun dan laki-laki empat tahun dari perkawinan pertamanya yang berujung cerai. Korban kemudian dikabarkan menikah dengn lelaki asal Malaysia, namun keluarganya di Bondowoso belum pernah tahu akan suami barunya itu.
"Kami belum pernah tahu suami adik saya itu. Sejak mendengar kabar meninggalnya adik saya, suaminya juga tidak pernah bisa dihubungi. Kami berharap jenazah adik saya bisa dibawa pulang ke Bondowoso," katanya.
Ia mengemukakan, hingga Selasa sekitar pukul 12.00 WIB pihaknya belum mendapat pemberitahuan resmi dari Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Bondowoso. Hanya saja, dari kepolisian resor setempat sudah menyampaikan juga mengenai kabar tersebut.
Mengenai kematian Endri, ia mengemukakan bahwa pada Sabtu (5/5), korban sempat menelpon kakaknya, Wiwik Yuliani (istri Dariyamtoko), yang mengabarkan bahwa dirinya sedang tidak bekerja karena majikannya sedang pergi.
"Dia hanya mengabarkan itu. Ternyata itu merupakan telepon terakhir dari dia. Saya sebetulnya sempat menghubungi kantor kepolisian di Malaysia yang nomornya diberi oleh temannya adik saya itu. Tapi tidak pernah ada yang angkat," katanya.
Sejak mendengar kabar kematian itu, keluarga Endri langsung menggelar acara tahlilan di rumahnya yang sangat sederhana. Pada Selasa siang keluarga korban tampak sibuk menyiapkan keperluan untuk tahlilan malam harinya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012