Surabaya - Rumah Sakit Umum Daerah Bhakti Dharma Husada menambah tiga fasilitas poli baru bersamaan pencanangan Bulan Bhakti Gotong Royong IX oleh Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, Senin.
"Kami menambah tiga poli baru dengan harapan bisa membantu masyarakat atau pasien yang memang sangat membutuhkan," ujar Direktur Utama RSUD BDH Maya Syahria Saleh.
Ketiga poli tersebut, yakni Poli VCT/PITC atau "Voluntary Counselling and Testing/Provider Initiated Testing and Counselling", Paliatif, serta Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
Maya Syharia menjelaskan, VCT/PITC merupakan poli yang menyediakan pelayanan konsultasi serta informasi tentang HIV/AIDS. Selain diberi penjelasan tentang virus tersebut, di poli ini juga ada tes sebagai langkah antisipasi dan penyebarannya.
"Bagi penderita HIV/AIDS, poli ini menyediakan dukungan berupa pendampingan psikologis agar tidak menyebar ke masyarakat. Apalagi lokasi rumah sakit tidak terlalu jauh dengan salah satu lokalisasi yang sangat rawan penyebarannya. Kami siap memberikan edukasi agar tidak sampai terjangkit," kata dia.
Sedangkan Poli Paliatif, lanjut dia, memberikan perhatian sepenuhnya terhadap pasien yang tidak dapat disembuhkan atau kemungkinan hidupnya kecil, selain juga bagi penderita kanker khususnya stadium lanjut.
"Ini juga sebagai bentuk dukungan program pencanangan Surabaya sebagai Kota Paliatif atau kota bebas nyeri pada 15 Mei 2012. Kami berupaya meminimalkan rasa nyeri terhadap penderita kanker sehingga mereka mampu menjalani masa sakit," papar dia.
Selanjutnya di Poli Keselamatan dan Kesehatan Kerja, pihaknya ingin sekali menaruh perhatian khusus kepada para pekerja dan tidak henti-hentinya mengingatkan agar memakai standar keselamatan kerja.
"Dengan dibukanya poli ini, kami ingin menaruh perhatian khusus terhadap para pekerja. Nanti kami akan coba kerjasama dengan Jamsostek agar pelayanan lebih maksimal," tutur Maya Syahria.
Pejabat yang belum genap tiga bulan menjabat tersebut mengungkapkan, pihaknya memahami risiko yang dihadapi para pekerja. Di RSUD BDH, ada sekitar 600 pekerja yang setiap hari berpeluang terdampak penyakit selama bekerja.
"Dengan kondisi seperti ini maka para pekerja pabrik atau bangunan lebih besar kemungkinannya atau resiko yang dihadapi semakin tinggi," katanya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012