Bojonegoro - Pendapatan mobil penumpang umum (MPU) di Bojonegoro, Jatim, meningkat tajam, setelah memperoleh izin insidentil melayani penumpang Bojonegoro-Surabaya dan sebaliknya dari Dinas Perhubungan setempat, sejak 1 Mei. Seorang pengemudi MPU Bojonegoro, Sugeng (34), Sabtu mengakui, pendapatan MPU, meningkat dua sampai tiga kali lipat, dibandingkan dengan ketika MPU masih melayani trayek asli Bojonegoro-Babat, Lamongan atau ke arah Nganjuk, dan Cepu Jateng. Penumpang bus, lanjutnya, beralih memanfaatkan MPU, setelah bus trayek Bojonegoro-Surabaya, mogok jalan, karena ada aksi blokade awak bus trayek Semarang, Jateng-Surabaya, di terminal Tambak Osowilangun Surabaya, sejak 1 Mei. Ia mengatakan, penumpang di Terminal Rajekwesi Bojonegoro ke arah Surabaya, mulai ramai terutama pagi hari sejak pukul 06.00 WIB hingga pukul 17.00 WIB. "Di Terminal Tambak Owowilangun, penumpang dari Surabaya ke arah Bojonegoro lebih ramai lagi, tidak pernah berhenti," kata seorang pengemui MPU lainnya, Suwadi (37), menjelaskan. Hanya saja, lanjut Suwadi, MPU yang memperoleh trayek insidentil, hanya bisa sekali jalan dari Bojonegoro menuju Surabaya, kemudian kembali lagi ke Bojonegoro. Tarif MPU dari Bojonegoro menuju Surabaya Rp25.000 per penumpang dan dari Surabaya menuju Bojonegoro Rp30.000 per penumpang. "Perbedaan tarif MPU, sebab penumpang dari arah Surabaya lebih ramai, cepat penuh dibandingkan penumpang dari Bojonegoro, dengan jumlah penumpang rata-rata 18 orang," ucapnya. (*).

Pewarta:

Editor : FAROCHA


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012