Pemerintah Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, mengambil langkah tegas dengan melakukan penutupan sejumlah pasar hewan untuk sementara demi menyelamatkan sapi yang sehat dan memutus penyebaran Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di wilayah setempat.
Bupati Yuhronur Efendi usai meninjau Pasar Hewan di Kecamatan Tikung, Jumat, mengatakan, kasusnya sampai hari ini terdapat 527 ekor sapi yang terjangkit PMK dan yang telah meninggal dunia ada 22 ekor sapi.
"Ini sudah warning atau lampu merah, kami akan melakukan penutupan sementara pasar-pasar hewan dan melakukan penyemprotan disinfektan serta vaksinasi untuk menjaga sapi -sapi yang lain," katanya.
Yuhronur meminta agar masyarakat bersabar dengan adanya penutupan pasar hewan sementara.
"Saya minta masyarakat bersabar, karena ini demi menjaga keselamatan sapi-sapi yang lain dan semoga dapat panen dengan baik," tambahnya.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakeswan) setempat, Shofiyah Nur Hayati menyampaikan perkembangan kasus PMK di wilayahnya.
Dari data 527 ekor sapi yang terjangkit PMK, terdapat 133 ekor sapi yang telah sembuh dan selebihnya masih dalam pengobatan. Kemudian, untuk yang potong bersyarat ada 26 ekor sapi.
"Kami terus bekerja untuk memutus penyebaran kasus dengan berbagai upaya. Kasus PMK ini dapat disembuhkan, maka diperlukan kerjasama yang baik antar stakeholder," katanya.
Ia menambahkan, sebanyak 425 ekor sapi telah diberikan vaksin mandiri. Sedangkan untuk vaksin peternak rakyat, pihak dinas masih menunggu bantuan dari Provinsi Jawa Timur.
"Untuk vaksin peternak rakyat kami masih menunggu bantuan dari Provinsi Jawa Timur dan kemungkinan dapat turun pada minggu depan,” tambahnya.
Sebagaimana sebelumnya diberitakan, Pemkab setempat telah meminta bantuan pasokan 1.000 vaksin ke pemerintah pusat sebagai upaya pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di wilayah setempat. Selain ke pemerintah pusat, pihaknya juga menjangkau bantuan vaksin kepada Corporate Social Responsibility (CSR).
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2025