Pacitan - Pelaksanaan program KTP elektronik atau e-KTP di Kabupaten Pacitan, Jawa Timur, sampai saat ini belum bisa maksimal karena terkendala suplai listrik PLN yang tidak stabil, terutama setiap menjelang sore/petang.
"Pada jam-jam tertentu, terutama sore hari hingga malam, tegangan listrik selalu turun sehingga membuat kinerja alat perekaman untuk KTP elektronik tidak maksimal, bahkan macet," kata Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dukcapil) Pacitan Rahmad Dwiyanto, Senin.
Masalah listrik banyak terjadi di wilayah-wilayah kecamatan yang berada di pelosok, terutama setelah pukul 18.00 WIB. Anjloknya tegangan listrik membuat peralatan perekaman tidak dapat berfungsi maksimal.
Demi mengatasi kendala tersebut, lanjut Dwiyanto, pihaknya telah mengupayakan pengadaan sejumlah peralatan pembangkit listrik portabel atau genset. Namun penyediaan suplai listrik cadangan inipun belum bisa optimal lantaran jumlahnya yang terbatas serta biaya operasionalnya yang tinggi.
Rahmad mengungkapkan, sebenarnya pihaknya telah melayangkan pemberitahuan kepada PT PLN melalui sekretaris daerah (Sekda), tetapi hingga saat ini belum ada tindakan konkrit dalam mengatasi permasalahan tersebut.
Sementara menunggu penambahan suplai listrik dari PLN ke kecamatan yang berada di pelosok, pihak dukcapil berinisiatif mendistribusikan sejumlah trafo untuk menstabilkan tegangan listrik di tempat pelayanan e-KTP.
Ada tiga kecamatan yang sudah mendapat jatah trafo dimaksud, yakni Kecamatan Tulakan, Ngadirojo, serta Donorojo. "Tiga travo telah kami distribusikan. Namun begitu kami tetap meminta jaminan dari PLN agar listrik di kecamatan-kecamatan tersebut tidak sering padam. Karena ini bisa mengganggu pelaksanaan program nasional," ujarnya.
Khusus untuk pemenuhan tegangan listrik, dua unit perangkat perekaman e-KTP di masing-masing kecamatan membutuhkan catu daya antara 1.500 hingga 2.000 watt.
Selain untuk menyuplai tegangan dua unit perangkat komputer, arus listrik juga dipakai untuk dua unit alat perekam sidik jari, perekam iris mata hingga pemenuhan catu daya untuk akses jaringan dari kecamatan ke kabupaten hingga server pusat di Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri).
Kurang maksimalnya tegangan listrik bukan satu-satunya permasalahan dalam program E-KTP ini. Beberapa kecamatan sendiri masih butuh penyempurnaan perangkat, seperti di Kecamatan Donorojo masih kekurangan satu unit.
Sementara, di Kecamatan Tulakan saat ini tersedia dua unit namun satu unit untuk alat perekam sidik jari masih rusak. Begitu juga di dispendukcapil, satu unit perangkat serta unit mobil untuk menjangkau kawasan terpencil juga belum ada. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012
Editor : Slamet Hadi Purnomo
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012