Surabaya - Pemerintah Kota Surabaya meminta manajemen Perusahaan Daerah Air Minum menekan tingkat kehilangan air yang sampai sekarang mencapai 34 persen. "Saya minta tahun ini kebocoran harus diperkecil. Ini tidak hanya masalah adminsitrasi, tetapi juga menangani persoalan kebocoran di lapangan," kata Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini saat ditemui usai mengikuti rapat paripurna di DPRD Surabaya, Jumat. Namun demikian, kata dia, secara umum kebocoran air PDAM di Surabaya memang relatif lebih kecil dibandingkan kota/kabupaten lain di Indonesia. Risma menyebut kebocoran di DKI Jakarta mencapai 45-50 persen. Meski demikian, kata dia, PDAM di Surabaya tetap harus menekan angka kebocoran. Menurut dia, PDAM bukan harus bangga dengan tingkat kebocoran yang lebih kecil dibandingkan daerah lain, tetapi harus bisa lebih kecil tingkat kebocorannya dibandingkan dengan tahun sebelumnya. "Tahun 2011 saja kebocorannya 32 persen," katanya. Risma mengatakan sedang menunggu realisasi atas janji dirut PDAM Ashari Mardiono. Ia menyatakan pula belum akan mengambil sikap atas masih tingginya tingkat kebocoran air PDAM ini. "Ya nanti kita lihat, tapi mereka (dirut) sanggup dan sudah janji (untuk menekan tingkat kebocoran)," ujarnya. Tentang upaya apa yang bisa dilakukan untuk menekan kebocoran itu, Risma menjelaskan PDAM telah mengajukan Rencana Anggaran Biaya (RAB). Dalam RAB Tahun 2012 ini, PDAM akan melakukan penataan kawasan. Karena salah satu problem kebocoran itu adalah karena usia pipa yang sudah tua, PDAM akan mengganti pipa di satu kawasan. Tetapi Risma tidak menyebutkan kawasan mana pipa yang akan diganti itu. "Saya minta di kawasan yang akan ditata ulang itu airnya sudah siap minum," ungkapnya. Ketua Komisi B DPRD Surabaya Mochammad Machmud mengatakan direksi PDAM sebetulnya sudah mengetahui berapa kerugian PDAM atas kebocoran air. Namun PDAM tidak berusaha membukanya ke publik. "Tidak mungkin mereka tidak tahu. Mereka sudah punya datanya tapi tidak mau menyebutkan," kata Machmud. (*)

Pewarta:

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012