Malang - ProFauna Indonesia mendesak Pemkot Malang, Jawa Timur, segera menutup taman rekreasi kota (tarekot) di belakang balai kota setempat karena banyak satwa yang dilindungi merasa tersiksa akibat iklim dan alamnya yang tidak sesuai. Ketua ProFauna Indonesia Rosek Nursahid, Jumat mengemukakan, agar tidak sampai ada kejadian seperti matinya beberapa hewan di Kebun Binatang Surabaya (KBS), sebaiknya tarekot segera ditutup dan satwanya dititipkan di tempat yang lebih representatif. "Kalau harus dilepas kembali ke alam memang biayanya mahal, sehingga solusinya ditipkan di lokasi yang lebih aman dan nyaman, seperti di Taman Safari Indonesia (TSI) atau lokasi lain yang lebih baik," katanya. Ia mengakui, dari hasil pantauannya di tarekot, ada sejumlah satwa yang tidak mendapatkan makanan layak, sehingga kondisinya memprihatinkan dan stres. Menyinggung upaya ProFauna untuk menyelamatkan satwa-satwa dilindungi tersebut agar tidak sampai mati, Rosek mengatakan, pihaknya hanya bisa melaporkan saja pada BKSDA, karena tidak memiliki kewenangan untuk melakukan eksekusi. Kondisi tarekot sendiri saat ini cukup memprihatinkan. Sangkar berbagai jenis burung termausk cendrawasih banyak dijadikan tempat berjualan para PKL, kolam renang jarang dibuka dan diisi air, tempat parkir tidak representatif serta pagar-pagar pembatas di pinggir sungai sudah banyak yang rusak. Karena kondisinya yang memprihatinkan tersebut Dinas Kebudayaan dan Pariwisata setempat berupaya untuk melakukan revitalisasi tarekot. Hanya saja, revitalisasi tersebut masih menunggu investor karena membutuhkan anggaran yang cukup besar, sehingga tidak bisa hanya mengandalkan anggaran dari APBD. "Kalaupun ada dari APBD, nominalnya juga tidak banyak. Sehingga, kami masih sangat membutuhkan uluran tangan dari investor, apalagi yang akan dibangun juga cukup banyak, seperti area 'jogging track' dan kolam renang yang lebih baik," kata Kadisbudpar Kota Malang Ida Ayu Wahyuni. Arus kunjungan wisata di tarekot rata-rata mencapai 200-400 orang, apalagi jika hari libur atau liburan sekolah. Retribusi (tiket masuk) kolam renang rata-rata mencapai Rp43 juta per tahun, sebab untuk masuk tarekot tidak dikenakan karcis masuk. Areal lahan tarekot seluas 1,5 hektare dan lebih banyak digunakan untuk kandang satwa, arena permainan anak-anak dan kolam renang serta parkir kendaraan.(*)

Pewarta:

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012