Anggota DPR RI Komisi VII Dapil Surabaya-Sidoarjo Bambang Haryo Soekartono meninjau pintu air (Dam Bono) di Sedati, Sidoarjo sebagai upaya untuk mencari penyebab terjadinya banjir di sejumlah wilayah di kabupaten setempat.
 
Pria yang akrab disapa BHS ini menyebut jika manajemen pintu air di Dam Pabean, Sedati menjadi faktor utama penyebab banjir di Pepelegi, Sidoarjo.
 
"Tidak adanya petugas jaga untuk membuka dan menutup Dam juga menjadi perhatian," kata dia.
 
Ia mengatakan, area sungai Pepelegi yang tak memiliki Dam dan kondisi Dam di hilir yang masih ditutup, membuat air mengalir secara maksimal ke sungai Pepelegi hingga meluber ke pemukiman warga. 
 
Menurutnya, ada beberapa faktor yang menjadi penyebab banjir selain sedimentasi tanah menumpuk dan sampah yang menyumbat, pengaturan pintu air juga menjadi faktor utama. Termasuk kesiapan dua dam terakhir di hilir yakni Dam Bono dan Dam Pabean.
 
"Ke depan kami harapkan Sungai Pepelegi ini dibangun Dam sendiri, kalaupun hal itu nantinya perlu waktu untuk realisasi, ya jalan satu-satunya adalah memaksimalkan pengaturan dua Dam di hilir. Nah kita lihat ini, Dam Bono ini ada kerusakan untuk atau alat penggerak elektronik pintu air. Dam Pabean juga tidak ada petugas jaganya. Hal ini yang harus segera ditangani," katanya.
 
Ia mengatakan, jika dua Dam di hilir difungsikan maksimal aliran air dari hulu dapat mengalir lancar hingga ke hilir. Menurutnya, hal itu menjadi kunci untuk antisipasi banjir di Pepelegi.
 
"Kemarin saya minta kepada pihak terkait untuk membuka Dam di Pabean akhirnya banjir bisa surut dengan cepat. Ini adalah bukti ada kesalahan dalam pengaturan pintu airnya," ujarnya.
 
Dia juga memastikan akan membantu memasang kamera pengintai di dua Dam hilir tersebut. Hal itu guna memastikan ketinggian dan debit air saat musim hujan yang mana pengaturan buka tutup Dam dapat dilakukan tanpa keterlambatan.
 
Sementara itu, Zainal Abidin penjaga pintu air Dam Bono mengakui jika kerusakan alat penggerak Dam elektronik itu telah dilaporkan ke dinas terkait pada beberapa bulan yang lalu. Namun, hingga saat ini perbaikan belum terealisasi.
 
"Kami berharap kerusakan alat elektronik ini dapat segera diperbaiki. Karena fungsinya sangat fatal, kalau tanpa alat ini buka dan tutup pintu air itu sangat berat dan membutuhkan tenaga beberapa orang," kata Zainal.

Pewarta: Indra Setiawan

Editor : Astrid Faidlatul Habibah


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024