Bondowoso - Seniman tradisional yang bermain dalam perkumpulan ludruk di Kabupaten Bondowoso, Jatim, saat ini masih sepi tanggapan karena hujan masih sering terjadi. "Musim hujan memang sepi tanggapan karena biasanya kami bermain di panggung di lapangan terbuka. Makanya kalau musim hujan jarang ada yang mengundang," kata Gatot Ramon, pelawak ludruk di Bondowoso, Selasa. Ia menjelaskan bahwa sesuai jadwal yang telah ia kantongi, Mei sudah mulai banyak tanggapan di berbagai daerah di Jatim. Saat ini, lelaki yang akrab dipanggil Ramon itu bergabung dengan ludruk "Rukun Famili" di Sumenep, Madura. "Kalau sudah sepi tanggapan seperti sekarang, maka untuk keperluan sehari-hari kami berutang. Kadang ke bank harian atau berutang ke toko tetangga. Nanti kalau sudah ramai tanggapan, baru dibayar," ucapnya. Ramon menjelaskan bahwa dirinya terpaksa bergabung dengan kelompok ludruk di Sumenep karena kalau hanya mengandalkan undangan melawak di Bondowoso dan sekitarnya, dia tidak akan bisa memenuhi kebutuhan rumah tangganya. "Saya bisanya hanya melawak di panggung ludruk, ya ini yang saya kerjakan. Saya tidak punya keterampilan lain," tukas lelaki yang bermain ludruk sejak kelas V SD ini saat ditemui di rumahnya yang sangat sederhana dengan dinding dari anyaman bambu. Pelawak tradisi yang semua keluarganya aktif di kesenian ini mengemukakan bahwa selama ini perhatian pemerintah memang kurang dalam mengembangkan kesenian di daerah. Ia mengaku hanya jika pemerintah memiliki kepentingan dirinya dipanggil. "Sementara kalau saya punya kepentingan, tidak diperhatikan. Termasuk saya bermain hingga ke Madura ini kan karena tidak ada perhatian. Kalau saya punya pekerjaan sampingan saja di Bondowoso, maka saya tidak jauh-jauh bermain ludruk ke luar pulau dengan meninggalkan anak istri," tuturnya. Sementara pimpinan grup Kentrung "Kwartet Women" Sri Maryati juga mengemukakan bahwa selama musim hujan, kelompoknya sepi tanggapan. Ia mengemukakan bahwa untuk kentrung memang tidak seramai tanggapan untuk ludruk. "Biasanya sebulan sekali ada saja tanggapan, tapi saat musim hujan sama sekali tidak ada. Semoga bulan Mei depan ada tanggapan untuk menambah penghasilan keluarga," kata perempuan yang pernah membawa kelompoknya tampil di Jakarta ini. Pimpinan seni ludruk "Nyandang Trisno" H Sumito mengemukakan bahwa selain pada musim hujan, tanggapan ludruk juga tidak ada pada saat bulan suci Ramdahan. "Untuk grup saya memang sudah tidak menerima pesanan tanggapan sejak tiga minggu sebelum puasa. Karena itu semua pesanan tanggapan, saya sanggupi setelah Lebaran," kata seniman yang baru menunaikan ibadah haji ini. (*)

Pewarta:

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012