Bojonegoro - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPPD) Bojonegoro, Jawa Timur, menaksir kerugian dalam 97 kali bencana di daerah setempat mencapai sekitar Rp12 miliar, dengan jumlah terbesar disebabkan dua kali luapan Sungai Bengawan Solo. "Ke-97 kali kejadian bencana itu, terjadi selama tiga bulan, sejak Januari hingga Maret," kata Kasi Kesiapsiagaan BPBD Bojonegoro, Sutardjo, Senin. Ia menyebutkan, hasil rekapitulasi menunjukkan dari 97 kejadian bencana tersebut, dua kali terjadi banjir Bengawan Solo dengan total kerugian Rp8.008.250.000. Besarnya kerugian itu, karena areal tanaman padi di saerah aliran sungai gagal panen dan rusak diterjang banjir. "Dalam kejadian banjir Bengawan Solo dua kali itu, banyak areal tanaman padi yang rusak diterjang banjir," katanya. Ia menjelaskan, bencana yang juga menimbulkan kerugian besar yaitu, 14 kali kejadian banjir bandang, dengan jumlah total kerugian mencapai Rp2.755.900.000. Dalam kejadian banjir bandang tersebut, faktor penyebabnya pengaruh hujan lokal, tapi banjir Bengawan Solo, disebabkan kiriman dari daerah hulu, Jateng, juga Ngawi dan Madiun. "Banjir Bengawan Solo yang terjadi bukan pengaruh hujan lokal," ucapnya. Ia memperkirakan, ancaman bencana banjir Bengawan Solo dan banjir bandang, kecil kemungkinan masih terjadi, setelah memasuki April. Sebaliknya, ancaman yang kemungkinan terjadi yaitu, kekeringan, sebab setelah ini sudah masuk musim kemarau. Lebih lanjut ia menjelaskan, dalam tiga bulan itu, juga terjadi 19 kali bencana tanah longsor, dengan kerugian mencapai Rp739.200.000. Selain itu, juga terjadi 20 kali angin puting beliung dengan kerugian Rp374.110.000, dan enam kali kejadian kebakaran dengan kerugian Rp163.837.00. Ia menambahkan, dalam 18 kejadian bencana lain-lain, seperti orang tewas tenggelam, kesetrum listrik, tersambar petir, menimbulkan kerugian Rp12.500.000. Sementara itu, selama tiga bulan berjalan itu, tidak terjadi bencana kegagalan industri. "Untuk bencana kegagalan industri, nihil," ucapnya, menambahkan. Hasil rekapitulasi BPBD juga menunjukkan, kerugian pada 2011 mencapai Rp53 miliar lebih akibat dalam 190 kejadian bencana, dengan kerugian terbesar diakibatkan banjir luapan Bengawan Solo sebanyak tiga kali. Sementara itu, kejadian bencana banjir bandang 14 kali, bencana angin puting beliung 24 kali, angin kencang 33 kali, kebakaran 37 kali, dan bencana lainnya 62 kali.

Pewarta:

Editor : Endang Sukarelawati


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012