Wilayah Madiun ditetapkan sebagai daerah pilot project atau percontohan pelaksanaan program Inkubator Agripreneur Tebu yang digagas oleh PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Holding Perkebunan sebagai upaya untuk meningkatkan ketahanan pangan termasuk mewujudkan swasembada gula.

Direktur Utama PT Sinergi Gula Nusantara (PT SGN) Mahmudi dalam kegiatan talkshow agripreneur tebu batch 3#Madiun di Madiun, Kamis mengatakan program Inkubator Agripreneur Tebu diinisiasi PT Sinergi Gula Nusantara (SGN) selaku anak perusahaan PTPN III (Persero) Holding Perkebunan yang bergerak di bidang komoditas gula.

"Program ini dirancang untuk melatih dan mendampingi petani muda dari generasi Z (Gen Z) yang berminat menjadi agripreneur profesional yang mampu mengelola perkebunan tebu secara modern, produktif, dan berkelanjutan. Bisnis tebu merupakan bisnis yang low risk dan menguntungkan," ujar Mahmudi.

Menurutnya, perusahaan saat ini melakukan proyek percontohan di tiga lokasi yakni Pekalongan, Jawa Tengah, kemudian Madiun dan Kediri, Jawa Timur. Lokasi ini dipilih karena industri perkebunan tebu yang besar.

"Lahan ada di Pekalongan, Kediri, dan Madiun yang tentunya sesuai ketersediaan dan penuh dengan dukungan. Ini juga sesuai arahan dari Menteri BUMN termasuk juga dari Pupuk Indonesia. Kami bersama-sama mendukung agripreneur ini, untuk memastikan tidak ada kendala di lapangan," kata dia.

Nantinya akan ada lahan sekitar 150 hektare, dengan masing-masing wilayah Pekalongan, Madiun, dan Kediri 50 hektare. Luasan 50 hektare di Madiun itu diperuntukkan bagi 10 peserta, yang artinya rasionya masing-masing 5 hektare per orang.

Melalui program tersebut, para peserta nantinya yang lolos seleksi akan mendapatkan berbagai pelatihan teknis, dukungan bisnis, serta pendampingan dari ahli, sekaligus pendanaan dari Bank Himbara.

Inkubator Agripreneur Tebu terdiri dari beberapa tahapan antara lain, seleksi awal, bootcamp, pelatihan lapangan, pendampingan ahli, inkubasi usaha, serta pendanaan dan kemitraan. Dimana keseluruhan dari tahapan tersebut saling mendukung untuk menghasilkan petani muda yang siap bersaing dan berkontribusi besar terhadap ketahanan pangan nasional.

Tidak hanya mendorong terwujudnya swasembada gula, program ini sekaligus juga memberikan berbagai keuntungan bagi para peserta. Melalui program ini peserta mendapatkan peluang untuk membangun usaha mandiri yang difasilitasi akses ke teknologi pertanian modern, bibit unggul, serta sarana dan prasarana yang memadai untuk memulai usaha tani tebu berstandar tinggi.

Tidak hanya mendapat pelatihan untuk meningkatkan kemampuan teknis pertanian, peserta juga dibekali dengan keterampilan dalam kepemimpinan, kewirausahaan, dan manajemen. Program ini juga memberikan kesempatan kepada peserta program untuk dapat membangun koneksi dan jaringan yang dapat memperluas peluang bisnis dan kolaborasi antar-usaha.

Pihaknya menambahkan, bahwa Pemerintah Indonesia menargetkan swasembada gula di tahun 2028, sesuai dengan program Astacita nomor 2 dari Presiden RI Prabowo. Untuk mencapai tujuan tersebut, Indonesia menghadapi tantangan besar berupa isu produktivitas guna mencukupi kebutuhan konsumsi nasional.

Mahmudi berharap produktivitas tebu bisa naik dari 5 ton ke 8 ton per hektare sebagai bagian upaya percepatan pencapaian swasembada gula nasional. Salah satunya didukung dengan program Inkubator Agripreneur Tebu.

"Kita harapkan dukungan pemerintah terutama dalam kaitannya dengan menjaga agar gula yang masuk atau impor dapat dikendalikan," tambahnya.

Program Inkubator Agripreneur Tebu menjadi langkah dalam memberikan ruang bagi generasi muda untuk menjadi pionir dalam revolusi pertanian modern sekaligus berperan penting dalam masa depan ketahanan pangan Indonesia.

Baca juga: KPU Madiun tetapkan Maidi-Panuntun raih suara terbanyak pilkada

Baca juga: Kota Madiun raih anugerah Daerah Pelopor Transformasi Digital Pembelajaran

Pewarta: Louis Rika Stevani

Editor : A Malik Ibrahim


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024