Trenggalek - Seribu lebih warga dari Kecamatan Munjungan, Kabupaten Trenggalek, Senin mendatangi pendopo kabupaten dan sempat meenduduki tempat itu selama beberapa jam, demi menuntut perbaikan ruas jalan arteri yang menghubungkan daerah mereka dengan Kecamatan Kampak. "Aksi berjalan damai, meski sempat terjadi ketegangan antara massa demonstran dengan pihak perwakilan pemkab," kata Kasubbag Humas Polres Trenggalek AKP Siti Munawaroh. Menurut informasi dari koordinator aksi, Sukaji, ketegangan sempat terjadi lantaran massa jengkel karena tidak segera ditemui bupati. Akibatnya, sebagian massa melakukan provokasi dengan mengamuk dan memecahkan pot-pot bunga serta lampu taman yang berada di lingkungan pendopo maupun alun-alun. Selain itu, pengunjuk rasa juga membakar dan merusak puluhan kursi pertemuan yang berada di pendopo kabupaten. Massa yang mayoritas laki-laki ini juga mencoret-coret pagar pendopo dengan tulisan yang menghujat Bupati Trenggalek, Mulyadi wr. "Mulyadi mana janjimu waktu kampanye, jangan hanya omong kosong," seru pengunjuk rasa. Demi mencegah tindakan yang lebih anarkis, seratus lebih personel kepolisian Trenggalek dibantu jajaran Satpol PP berusaha menghalau massa yang terus merangsek menuju ke dalam pendopo. Namun langkah yang diambil polisi terkesan terlambat, terbukti, peralatan antihuru-hara baru disiapkan ke lokasi setelah aksi perusakan mulai terjadi. "Jumlah personil kami sudah cukup karena ada 150 anggota yang diterjunkan, kami hanya sedikit terlambat, karena tadi ada pengamanan Kapolda," kilah Siti. Di sisi lain, koordinator warga Munjungan, Sukaji mengaku tindakan anarkis yang dilakukan sejumlah peserta aksi di luar dari kendalinya, ia menuding sikap pemerintah yang tidak segera menemui peserta aksi adalah pemicu utamanya. "Kami tadi tidak berkeinginan atau massa ini tidak berkeinginan masuk ke pendopo ini kalau perwakilan kami diterima di DPRD oleh pejabat pemegang kebijakan disini, karena kemudian tidak ditemui oleh karena itu lepas dari kendali emosi dan itulah yang terjadi," katanya. Menurut Sukaji, aksi unjuk rasa ribuan warga Kecamatan Munjungan tersebut hanya bertujuan untuk menagih komitmen Bupati Mulyadi yang berjanji melakukan perbaikan ruas jalan Kampak-Munjungan. Ia menjelaskan saat ini jalan utama menuju kecamatan paling ujung di Trenggalek tersebut rusak berat, bahkan warga menyebut jalan raya tersebut bagaikan sungai kering. "Kami menuntut yang rasioal saja, kami tahu kesulitan pemda, kami tahu kesulitan APBD dan kami juga menghargai sudah mendapat alokasi, tapi mana empati bupati terhadap orang yang sakit harus dikeluarkan dari ambulan dan terpaksa di gotong karena jalan yang sulit," kata Sukaji. (*)

Pewarta:

Editor : Masuki M. Astro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012