Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menekankan tiga aspek utama yang terdiri atas infrastruktur, talenta, dan kewirausahaan kedirgantaraan, dalam membangun ekosistem industri kedirgantaraan di Indonesia.
Untuk mengintegrasikan ketiga aspek tersebut, BRIN menyatakan pihaknya terbuka kepada peneliti, akademisi, maupun industri di Indonesia, khususnya dalam penyediaan fasilitas riset.
"Laboratorium di BRIN, seperti terowongan angin, stasiun bumi untuk pengendali satelit, serta fasilitas manufaktur dan uji satelit, terbuka bagi seluruh peneliti, akademisi, maupun industri di Indonesia," kata Kepala Organisasi Riset Penerbangan dan Antariksa (ORPA) BRIN Robertus Heru Triharjanto melalui keterangan di Jakarta, Rabu.
Heru menyebut BRIN telah menciptakan pesawat nirawak atau drone LSU-02 dan Alap-alap, yang teknologinya juga dimanfaatkan oleh sektor swasta.
Di samping itu, lanjutnya, pihaknya juga berencana untuk mengembangkan ruang uji terbang pesawat nirawak di wilayah Pantai Selatan Jawa.
"Lokasi ini akan memberikan kebebasan lebih untuk pengujian, karena area Jakarta sudah terlalu padat," ujarnya.
Heru juga menyoroti kekurangan talenta di Indonesia sebagai tantangan besar, di mana pada saat ini, Indonesia hanya memiliki sekitar 200-250 ahli di bidang penginderaan jauh (remote sensing), yang dinilai sangat kecil dibandingkan kebutuhan nasional.
"Negara kita yang luas dan berpenduduk 270 juta seharusnya memiliki ribuan ahli pengolahan data penginderaan jauh," katanya.
Oleh karena itu, Heru mendorong berbagai upaya dalam menciptakan talenta riset kedirgantaraan di Indonesia, di mana talenta yang dibutuhkan mencakup aerospace engineering, space engineering, penginderaan jauh, hingga astrofisika dan lingkungan antariksa.
Melalui berbagai langkah yang dipaparkannya, ia berharap BRIN dapat memperkuat ekosistem kedirgantaraan Indonesia, sekaligus meningkatkan daya saing bangsa di bidang penerbangan dan antariksa.
"Riset-riset ini membutuhkan sumber daya manusia unggul yang nilainya tinggi bagi Indonesia," ucap Robertus Heru Triharjanto.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024