Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakan) Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur meminta para peternak yang ada di wilayah tersebut untuk mewaspadai munculnya penyakit hewan ternak saat musim hujan seperti diare dan demam.
"Peternak harus mewaspadai peralihan musim, karena hewan ternak bisa terserang penyakit," kata Kepala Bidang Kesehatan Hewan, Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan Disnakan Kabupaten Bojonegoro, Drh. Lutfi Nurrahman di Bojonegoro, Jawa Timur.
Dia menjelaskan, penyakit yang menyerang hewan ternak saat musim hujan tersebut, biasanya berupa diare dan demam tiga hari, yang disebabkan perubahan pola makan. Pakan ternak yang biasanya kering, saat ini ada perubahan menjadi pakan basah.
Disnakan Kabupaten Bojonegoro menganjurkan para peternak yang akan mengganti pakan ternak dari kering ke basah, dilakukan secara bertahap.
"Karena diare dan panas tiga hari itu risiko terburuk bisa kematian pada hewan ternak," jelas Lutfi.
Gejalanya penyakit yang dialami ternak, lanjut Lutfi, diantaranya nafsu makan berkurang, hidung keluar air dan batuk-batuk. Untuk itu peternak harus tanggap jika menemukan gejala pada hewan ternak.
Dokter Lutfi menambahkan, peternak bisa melaporkan kepada petugas, karena setiap kecamatan ada petugas penyuluh hewan dan juga petugas medis khusus hewan. Pasalnya virus tersebut dapat menular kepada ternak lain.
Dalam upaya untuk mengantisipasi munculnya penyakit pada hewan ternak saat musim hujan, Disnakan Kabupaten Bojonegoro terus melakukan edukasi seperti dengan menggelar bimbingan teknis serta memberikan berbagai informasi melalui kanal yang dimiliki.
Salah satu upaya yang dinilai efektif untuk mengantisipasi munculnya penyakit pada hewan ternak saat musim hujan adalah dengan membuat api unggun.
"Upaya yang efektif dilakukan peternak untuk pencegahan, dengan membuatkan api unggun (bediang), agar menghangatkan ternak mereka," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024
"Peternak harus mewaspadai peralihan musim, karena hewan ternak bisa terserang penyakit," kata Kepala Bidang Kesehatan Hewan, Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan Disnakan Kabupaten Bojonegoro, Drh. Lutfi Nurrahman di Bojonegoro, Jawa Timur.
Dia menjelaskan, penyakit yang menyerang hewan ternak saat musim hujan tersebut, biasanya berupa diare dan demam tiga hari, yang disebabkan perubahan pola makan. Pakan ternak yang biasanya kering, saat ini ada perubahan menjadi pakan basah.
Disnakan Kabupaten Bojonegoro menganjurkan para peternak yang akan mengganti pakan ternak dari kering ke basah, dilakukan secara bertahap.
"Karena diare dan panas tiga hari itu risiko terburuk bisa kematian pada hewan ternak," jelas Lutfi.
Gejalanya penyakit yang dialami ternak, lanjut Lutfi, diantaranya nafsu makan berkurang, hidung keluar air dan batuk-batuk. Untuk itu peternak harus tanggap jika menemukan gejala pada hewan ternak.
Dokter Lutfi menambahkan, peternak bisa melaporkan kepada petugas, karena setiap kecamatan ada petugas penyuluh hewan dan juga petugas medis khusus hewan. Pasalnya virus tersebut dapat menular kepada ternak lain.
Dalam upaya untuk mengantisipasi munculnya penyakit pada hewan ternak saat musim hujan, Disnakan Kabupaten Bojonegoro terus melakukan edukasi seperti dengan menggelar bimbingan teknis serta memberikan berbagai informasi melalui kanal yang dimiliki.
Salah satu upaya yang dinilai efektif untuk mengantisipasi munculnya penyakit pada hewan ternak saat musim hujan adalah dengan membuat api unggun.
"Upaya yang efektif dilakukan peternak untuk pencegahan, dengan membuatkan api unggun (bediang), agar menghangatkan ternak mereka," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024