PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi 9 Jember melakukan berbagai upaya mengantisipasi bencana hidrometeorologi untuk keselamatan perjalanan rangkaian kereta api yang melintas di wilayah kerja sepanjang Pasuruan hingga Banyuwangi, Jawa Timur.
"Kami mengantisipasi terjadinya bencana hidrometeorologi, seperti curah hujan ekstrem, banjir, tanah longsor, pohon tumbang, dan lainnya seiring dengan memasuki musim hujan," kata Manajer Hukum dan Humasda KAI Daop 9, Cahyo Widiantoro di Jember, Senin.
Sejak awal November 2024, lanjut dia, hujan sudah mulai turun hampir setiap hari di beberapa wilayah Daop 9 Jember, bahkan di sebagian wilayah, curah hujan yang turun cukup tinggi, sehingga pihaknya melakukan upaya guna menjaga keselamatan perjalanan kereta api.
"Berdasarkan prakiraan cuaca pada November 2024 yang dikeluarkan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan bahwa sebagian wilayah Daop 9 Jember mengalami curah hujan cukup tinggi," tuturnya.
Ia mengatakan beberapa kecamatan, seperti Kalibaru dan Glenmore di Banyuwangi, Tanggul hingga Kalisat di Jember, Klakah di Lumajang dan sebagian Leces di Probolinggo tercatat beberapa hari pada November 2024, mengalami curah hujan yang tinggi hingga mencapai 400 mm per hari.
"Mengantisipasi terjadinya gangguan operasional kereta api yang disebabkan oleh meningkatnya curah hujan, kami melakukan sejumlah upaya, di antaranya melakukan normalisasi sungai serta drainase di sekitar jalur KA dengan pembersihan sampah dan tanah sedimentasi," katanya.
Selain itu, juga dilakukan penguatan fondasi jalur kereta api, pembuatan talut penahan konstruksi jalur KA, penebangan pohon yang rawan tumbang, hingga mengintensifkan pemeriksaan dan penempatan petugas pada daerah pantauan khusus.
"Pengecekan rutin dilakukan dengan Kendaraan Pemeriksa Jalur (KPJ), termasuk menempatkan petugas yang turut jalan di kabin masinis agar dapat memantau kondisi jalur secara aktual," ujarnya.
Selain menyiagakan petugas dan memasang alat pendeteksi, KAI Daop 9 juga telah menempatkan Alat Material untuk Siaga (AMUS) di 8 lokasi mulai dari Stasiun Pasuruan, Stasiun Probolinggo, Stasiun Klakah, Stasiun Tanggul, Stasiun Jember, Stasiun Kalisat, Stasiun Kalibaru, dan Stasiun Ketapang.
AMUS yang disiapkan tersebut berupa pasir dalam karung, bantalan rel, perancah dari besi untuk penahan fondasi jalur, dan lainnya.
Sejumlah peralatan ringan hingga alat berat, seperti Multi Tie Tamper (MTT) dan ekskavator juga disiagakan untuk merawat kondisi jalur rel agar tetap aman dilintasi kereta api.
"Bisnis transportasi pada hakikatnya adalah bisnis keselamatan dan pelayanan, sehingga upaya-upaya KAI untuk memitigasi gangguan di musim hujan diharapkan mampu meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap transportasi kereta api untuk mendukung konektivitas sehari-hari," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024
"Kami mengantisipasi terjadinya bencana hidrometeorologi, seperti curah hujan ekstrem, banjir, tanah longsor, pohon tumbang, dan lainnya seiring dengan memasuki musim hujan," kata Manajer Hukum dan Humasda KAI Daop 9, Cahyo Widiantoro di Jember, Senin.
Sejak awal November 2024, lanjut dia, hujan sudah mulai turun hampir setiap hari di beberapa wilayah Daop 9 Jember, bahkan di sebagian wilayah, curah hujan yang turun cukup tinggi, sehingga pihaknya melakukan upaya guna menjaga keselamatan perjalanan kereta api.
"Berdasarkan prakiraan cuaca pada November 2024 yang dikeluarkan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan bahwa sebagian wilayah Daop 9 Jember mengalami curah hujan cukup tinggi," tuturnya.
Ia mengatakan beberapa kecamatan, seperti Kalibaru dan Glenmore di Banyuwangi, Tanggul hingga Kalisat di Jember, Klakah di Lumajang dan sebagian Leces di Probolinggo tercatat beberapa hari pada November 2024, mengalami curah hujan yang tinggi hingga mencapai 400 mm per hari.
"Mengantisipasi terjadinya gangguan operasional kereta api yang disebabkan oleh meningkatnya curah hujan, kami melakukan sejumlah upaya, di antaranya melakukan normalisasi sungai serta drainase di sekitar jalur KA dengan pembersihan sampah dan tanah sedimentasi," katanya.
Selain itu, juga dilakukan penguatan fondasi jalur kereta api, pembuatan talut penahan konstruksi jalur KA, penebangan pohon yang rawan tumbang, hingga mengintensifkan pemeriksaan dan penempatan petugas pada daerah pantauan khusus.
"Pengecekan rutin dilakukan dengan Kendaraan Pemeriksa Jalur (KPJ), termasuk menempatkan petugas yang turut jalan di kabin masinis agar dapat memantau kondisi jalur secara aktual," ujarnya.
Selain menyiagakan petugas dan memasang alat pendeteksi, KAI Daop 9 juga telah menempatkan Alat Material untuk Siaga (AMUS) di 8 lokasi mulai dari Stasiun Pasuruan, Stasiun Probolinggo, Stasiun Klakah, Stasiun Tanggul, Stasiun Jember, Stasiun Kalisat, Stasiun Kalibaru, dan Stasiun Ketapang.
AMUS yang disiapkan tersebut berupa pasir dalam karung, bantalan rel, perancah dari besi untuk penahan fondasi jalur, dan lainnya.
Sejumlah peralatan ringan hingga alat berat, seperti Multi Tie Tamper (MTT) dan ekskavator juga disiagakan untuk merawat kondisi jalur rel agar tetap aman dilintasi kereta api.
"Bisnis transportasi pada hakikatnya adalah bisnis keselamatan dan pelayanan, sehingga upaya-upaya KAI untuk memitigasi gangguan di musim hujan diharapkan mampu meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap transportasi kereta api untuk mendukung konektivitas sehari-hari," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024