PT Kereta Api Indonesia Daerah Operasi 9 Jember mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) atau pembangunan berkelanjutan dengan menggunakan teknologi face recognition karena dapat mengurangi kebutuhan tiket fisik berbasis kertas yang digunakan syarat boarding masuk ke ruang tunggu.
"Penerapan face recognition itu tidak hanya memberikan dampak positif bagi lingkungan, namun juga semakin memudahkan penumpang," kata Manajer Hukum dan Humasda KAI Daerah Operasi (Daop) 9, Cahyo Widiantoro di Jember, Jawa Timur, Selasa.
Pihak KAI mencatat bahwa sejak pertama kali diterapkan pada 22 Agustus 2024, sebanyak 46.941 penumpang telah menggunakan teknologi face recognition atau validasi identitas melalui wajah saat melakukan boarding di Stasiun Jember.
Dengan adanya teknologi itu, lanjut dia, penumpang cukup melakukan pemindaian wajah di gate boarding, jika identitas diri, data tiket dan syarat lainnya telah sesuai maka secara otomatis pintu boarding akan terbuka.
Baca juga: KAI Jember: Naik KA dukung efektivitas penggunaan BBM bersubsidi
"Dengan berkurangnya penggunaan kertas, kami turut serta dalam upaya mengurangi limbah dan mendukung target SDGs, khususnya terkait dengan pengelolaan sumber daya yang berkelanjutan," tuturnya.
Sejak 22 Agustus hingga 10 November 2024 tercatat sebanyak 46.941 penumpang atau 39 persen dari jumlah 119.488 penumpang di Stasiun Jember telah menggunakan teknologi face recognition.
Cahyo mengimbau masyarakat tidak perlu khawatir dengan keamanan data pada fitur face recognition yang dipergunakan oleh KAI karena sudah mengimplementasikan sistem manajemen keamanan Informasi berstandar internasional ISO 27001 tentang Standardisasi Manajemen Keamanan Informasi.
"Data nama, NIK, dan foto penumpang akan disimpan pada infrastruktur KAI dan hanya dipergunakan untuk proses boarding menggunakan face recognition boarding Gate. Data tersebut akan disimpan dalam waktu satu tahun, setelah itu akan dihapus secara sistem," katanya.
Ia menjelaskan penumpang juga bisa mengajukan penghapusan data dirinya sewaktu-waktu setelah melakukan registrasi melalui aplikasi Access by KAI atau dengan mengajukan penghapusan data kepada KAI melalui petugas Customer Service di stasiun.
"Kami mengimbau penumpang untuk beralih ke sistem guna mempercepat proses boarding dan mengurangi penggunaan kertas dalam sistem boarding," ujarnya.
Bagi penumpang yang ingin menggunakan teknologi face recognition, pendaftaran dapat dilakukan melalui aplikasi Access by KAI. Selain itu juga bisa dilakukan di stasiun dengan dibantu oleh petugas.
Setelah terdaftar, penumpang dapat langsung menggunakan sistem face recognition untuk boarding di stasiun yang telah mendukung teknologi itu.
"Hadirnya face recognition sebagai wujud komitmen KAI Daop 9 Jember dalam mengintegrasikan teknologi ramah lingkungan di seluruh aspek operasionalnya. Secara bertahap sistem itu diperluas ke banyak stasiun, " katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024
"Penerapan face recognition itu tidak hanya memberikan dampak positif bagi lingkungan, namun juga semakin memudahkan penumpang," kata Manajer Hukum dan Humasda KAI Daerah Operasi (Daop) 9, Cahyo Widiantoro di Jember, Jawa Timur, Selasa.
Pihak KAI mencatat bahwa sejak pertama kali diterapkan pada 22 Agustus 2024, sebanyak 46.941 penumpang telah menggunakan teknologi face recognition atau validasi identitas melalui wajah saat melakukan boarding di Stasiun Jember.
Dengan adanya teknologi itu, lanjut dia, penumpang cukup melakukan pemindaian wajah di gate boarding, jika identitas diri, data tiket dan syarat lainnya telah sesuai maka secara otomatis pintu boarding akan terbuka.
Baca juga: KAI Jember: Naik KA dukung efektivitas penggunaan BBM bersubsidi
"Dengan berkurangnya penggunaan kertas, kami turut serta dalam upaya mengurangi limbah dan mendukung target SDGs, khususnya terkait dengan pengelolaan sumber daya yang berkelanjutan," tuturnya.
Sejak 22 Agustus hingga 10 November 2024 tercatat sebanyak 46.941 penumpang atau 39 persen dari jumlah 119.488 penumpang di Stasiun Jember telah menggunakan teknologi face recognition.
Cahyo mengimbau masyarakat tidak perlu khawatir dengan keamanan data pada fitur face recognition yang dipergunakan oleh KAI karena sudah mengimplementasikan sistem manajemen keamanan Informasi berstandar internasional ISO 27001 tentang Standardisasi Manajemen Keamanan Informasi.
"Data nama, NIK, dan foto penumpang akan disimpan pada infrastruktur KAI dan hanya dipergunakan untuk proses boarding menggunakan face recognition boarding Gate. Data tersebut akan disimpan dalam waktu satu tahun, setelah itu akan dihapus secara sistem," katanya.
Ia menjelaskan penumpang juga bisa mengajukan penghapusan data dirinya sewaktu-waktu setelah melakukan registrasi melalui aplikasi Access by KAI atau dengan mengajukan penghapusan data kepada KAI melalui petugas Customer Service di stasiun.
"Kami mengimbau penumpang untuk beralih ke sistem guna mempercepat proses boarding dan mengurangi penggunaan kertas dalam sistem boarding," ujarnya.
Bagi penumpang yang ingin menggunakan teknologi face recognition, pendaftaran dapat dilakukan melalui aplikasi Access by KAI. Selain itu juga bisa dilakukan di stasiun dengan dibantu oleh petugas.
Setelah terdaftar, penumpang dapat langsung menggunakan sistem face recognition untuk boarding di stasiun yang telah mendukung teknologi itu.
"Hadirnya face recognition sebagai wujud komitmen KAI Daop 9 Jember dalam mengintegrasikan teknologi ramah lingkungan di seluruh aspek operasionalnya. Secara bertahap sistem itu diperluas ke banyak stasiun, " katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024