Pemerintah Kota Surabaya telah menerbitkan Surat Edaran (SE) Nomor: 400.7.9.2/23434/ 436.7.2/2024 tentang Antisipasi Peningkatan Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) yang berisi tentang pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dengan menguras, menutup, dan mendaur ulang (3M) Plus.
Melalui surat edaran tersebut, Pjs Wali Kota Surabaya Restu Novi Widiani mengimbau masyarakat untuk aktif melakukan PSN dengan metode 3M Plus untuk mencegah penyebaran DBD secara efektif.
"Kami imbau kembali untuk terus konsisten dalam upaya menekan penyebaran kasus DBD melalui optimalisasi kegiatan pengendalian vektor yang dilakukan secara masif dan berkesinambungan oleh seluruh lapisan masyarakat," kata Restu Novi Widiani, Rabu.
Ia mengemukakan, berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Provinsi Jawa Timur, Surabaya diprediksi memasuki musim hujan pada pekan pertama November 2024. Namun, pada pekan ketiga Oktober 2024 sudah mulai menunjukkan peningkatan curah hujan.
"Sehingga, perlu dilakukan peningkatan kewaspadaan secara intensif dengan mengedepankan pengendalian fisik yang meliputi kegiatan kerja bakti dan PSN 3M Plus," katanya.
Dalam surat edaran tersebut Pemkot Surabaya menguraikan langkah-langkah 3M Plus, yakni menguras tempat penampungan air minimal sekali seminggu, menutup rapat tempat air, serta memanfaatkan atau mendaur ulang barang bekas yang berpotensi menjadi sarang nyamuk.
Adapun langkah plus-nya mencakup penggantian air vas bunga dan tempat minum burung setiap minggu, memperbaiki saluran air yang tersumbat, serta memasang kawat kasa di jendela dan pintu.
Selain itu, masyarakat juga diimbau menggunakan kelambu saat tidur, menghindari kebiasaan menggantung pakaian di dalam kamar dan menjaga pencahayaan ruangan agar nyamuk tidak bersarang. Tak hanya itu, masyarakat juga dapat menanam tanaman pengusir nyamuk seperti serai dan lavender di sekitar rumah.
Pemkot Surabaya juga mendorong masyarakat untuk menggerakkan program "Gerakan Satu Rumah Satu Jumantik" (G1R1J). Di mana setiap rumah wajib memiliki juru pemantau jentik yang bertugas memantau kondisi lingkungan sekitar.
Langkah ini diharapkan mampu meningkatkan Angka Bebas Jentik (ABJ) hingga mencapai lebih dari 95% di masing-masing wilayah.
"Kami mengajak masyarakat, khususnya ibu-ibu di lingkungan RT/RW, untuk aktif menjadi jumantik, memastikan setiap sudut rumah terbebas dari jentik nyamuk," ujarnya.
Sebagai upaya lebih lanjut, dirinya menuturkan bahwa kegiatan PSN 3M Plus akan dilakukan berbasis wilayah. Yakni, dengan melibatkan seluruh kecamatan, kelurahan, RT/RW, serta tempat-tempat umum seperti sekolah dan perkantoran.
Program ini dijadwalkan berlangsung setiap Jumat, dengan melibatkan berbagai elemen masyarakat, mulai dari Kader Surabaya Hebat (KSH), PKK, hingga siswa pemantau jentik.
"Kami meminta masyarakat untuk segera membawa anggota keluarga yang menunjukkan gejala DBD ke fasilitas kesehatan terdekat. Gejala umum DBD antara lain demam tinggi selama 2-7 hari, bintik merah pada kulit, nyeri otot, pusing, mual, hingga mimisan," tuturnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024
Melalui surat edaran tersebut, Pjs Wali Kota Surabaya Restu Novi Widiani mengimbau masyarakat untuk aktif melakukan PSN dengan metode 3M Plus untuk mencegah penyebaran DBD secara efektif.
"Kami imbau kembali untuk terus konsisten dalam upaya menekan penyebaran kasus DBD melalui optimalisasi kegiatan pengendalian vektor yang dilakukan secara masif dan berkesinambungan oleh seluruh lapisan masyarakat," kata Restu Novi Widiani, Rabu.
Ia mengemukakan, berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Provinsi Jawa Timur, Surabaya diprediksi memasuki musim hujan pada pekan pertama November 2024. Namun, pada pekan ketiga Oktober 2024 sudah mulai menunjukkan peningkatan curah hujan.
"Sehingga, perlu dilakukan peningkatan kewaspadaan secara intensif dengan mengedepankan pengendalian fisik yang meliputi kegiatan kerja bakti dan PSN 3M Plus," katanya.
Dalam surat edaran tersebut Pemkot Surabaya menguraikan langkah-langkah 3M Plus, yakni menguras tempat penampungan air minimal sekali seminggu, menutup rapat tempat air, serta memanfaatkan atau mendaur ulang barang bekas yang berpotensi menjadi sarang nyamuk.
Adapun langkah plus-nya mencakup penggantian air vas bunga dan tempat minum burung setiap minggu, memperbaiki saluran air yang tersumbat, serta memasang kawat kasa di jendela dan pintu.
Selain itu, masyarakat juga diimbau menggunakan kelambu saat tidur, menghindari kebiasaan menggantung pakaian di dalam kamar dan menjaga pencahayaan ruangan agar nyamuk tidak bersarang. Tak hanya itu, masyarakat juga dapat menanam tanaman pengusir nyamuk seperti serai dan lavender di sekitar rumah.
Pemkot Surabaya juga mendorong masyarakat untuk menggerakkan program "Gerakan Satu Rumah Satu Jumantik" (G1R1J). Di mana setiap rumah wajib memiliki juru pemantau jentik yang bertugas memantau kondisi lingkungan sekitar.
Langkah ini diharapkan mampu meningkatkan Angka Bebas Jentik (ABJ) hingga mencapai lebih dari 95% di masing-masing wilayah.
"Kami mengajak masyarakat, khususnya ibu-ibu di lingkungan RT/RW, untuk aktif menjadi jumantik, memastikan setiap sudut rumah terbebas dari jentik nyamuk," ujarnya.
Sebagai upaya lebih lanjut, dirinya menuturkan bahwa kegiatan PSN 3M Plus akan dilakukan berbasis wilayah. Yakni, dengan melibatkan seluruh kecamatan, kelurahan, RT/RW, serta tempat-tempat umum seperti sekolah dan perkantoran.
Program ini dijadwalkan berlangsung setiap Jumat, dengan melibatkan berbagai elemen masyarakat, mulai dari Kader Surabaya Hebat (KSH), PKK, hingga siswa pemantau jentik.
"Kami meminta masyarakat untuk segera membawa anggota keluarga yang menunjukkan gejala DBD ke fasilitas kesehatan terdekat. Gejala umum DBD antara lain demam tinggi selama 2-7 hari, bintik merah pada kulit, nyeri otot, pusing, mual, hingga mimisan," tuturnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024